Sabtu, 15 Januari 2022

Identifikasi Kegiatan (Program) Pengabdian Kepada Masyarakat

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat memang akrab dengan salah satu program kegiatan yang bersifat wajib bagi dunia kampus/Universitas. Namun kegiatan ini tidak selalu menjadi dominasi pihak akademisi dalam pelaksanaannya. Banyak pihak lain seperti swasta, pemerintah, dan lembaga-lembaga tertentu termasuk pihak asing yang ikut atau terlibat dalam kegiatan abdimas. Tujuan utama sebenarnya adalah membantu mencarikan, menemukan, memberikan jalan keluar terhadap permasalahan atau kebutuhan sosial masyarakat di perkotaan, pedesaan, dusun atau daerah tertentu misal daerah terpencil. Namun sebenarnya melaksanakan kegiatan abdimas tergantung besar kecilnya permasalahan atau kebutuhan masyarakat yang dihadapi dilapangan. Semakin besar permasalahan atau kebutuhan masyarakat maka dana yang harus disediakan juga semakin besar. Jika permasalahannya kecil atau sederhana, biaya yang dibutuhkan juga kecil atau mungkin hanya membutuhkan tenaga dan pikiran saja.

Bentuk kegiatan abdimas:

1. Skala besar, dilaksanakan oleh sebuah lembaga/institusi, berlangsung dalam waktu jangka waktu tertentu, satu bulan, satu semester, atau satu tahun, tergantung cakupan wilayahnya. Kegiatan ini membutuhkan keterlibatan banyak pihak dan umumnya kegiatan dilaksanakan secara bertahap. Contoh kegiatan ini adalah relokasi pemukiman atau tempat tinggal bagi masyarakat yang terkena bencana alam (gunung meletus, banjir bandang, gempa bumi, atau musibah yang setara). Sumber dana umumnya dari pemerintah daerah atau pusat atau bisa bersumber dari dana bantuan dari asing.

2. Skala kecil, kegiatan ini lebih banyak dilaksanakan oleh lembaga tertentu atau institusi tertentu dalam upaya membantu permasalahan yang terjadi di masyarakat dalam jangka waktu yang relatif singkat. Dapat berlangsung selama satu bukan atau satu minggu bahkan bisa hanya berlangsung satu hari. Tujuannya untuk membantu mengatasi, mencarikan solusi bagi kelompok masyarakat tertentu yang cakupannya tidak terlalu luas. Umumnya kelompok masyarakat ini memiliki permasalahan yang mana penyelesaiannya relatif singkat dan cepat. Misal; kegiatan penyuluhan, pelatihan, pendampingan, pembelajaran dan kegiatan lain yang setara. Sumber dana tidak terlalu besar dan dapat diatasi oleh lembaga atau institusi tertentu.

Kegiatan abdimas dilihat dari periode pelaksanaan:

1. Terprogram. Kegiatan ini cenderung dilaksanakan secara rutin, dalam periode tertentu. misal; satu bulan sekali, satu semester sekali atau satu tahun sekali. Lingkup pelaksanaan bisa besar (memerlukan keterlibatan banyak pihak) atau kecil (hanya memerlukan keterlibatan pelaksana dan kelompok kecil masyarakat), namun yang perlu digaris bawahi adalah kegiatan ini bersifat rutin dan terjadwal, setiap jangka waktu tertentu ada. Isi kegiatan bisa sama atau juga tidak sama (tergantung kebutuhan masyarakat). Kegiatan ini umumnya di koordinasi oleh sebuah lembaga (kampus, swasta, perwakilan pemerintah, dinas tertentu, atau yang sederajat). Dilasanakan dengan dasar kerja sama antara dua pihak atau lebih atau berdasarkan MoU, dan pelaksanaannya diwujudkan dalam bentuk MoA.

2. Insidensil. Kegiatan ini kebalikan dari kegiatan poin 1 di atas, tidak terprogram, namun dilaksanakan sewaktu-waktu jika ada kebutuhan yang sifatnya mendesak dari golongan tertentu atau kelompok kecil masyarakat tertentu. Cenderung dilaksanakan oleh kelompok atau individu. Cakupannya kecil melingkupi wilayah tertentu dan tidak terlalu luas. Pelaksanaannya relatif singkat dan tidak memakan waktu lama. Yang dilayani dalam kegiatan ini adalah kelompok masyarakat tertentu, kelompok masyarakat kecil dan tidak mencakup masyarakat keseluruhan. Kegiatan berlangsung tidak rutin dan hanya periode tertentu saja. 

Identifikasi Kebutuhan Masyarakat Dalam Abdimas:

Beberapa kegiatan abdimas yang dikaitkan dengan kebutuhan masyarakat baik skala besar atau skala kecil dapat diidentifikasi seperti contoh di bawah ini:

1. Pembangunan jembatan darurat yang dapat menghubungkan dua daerah atau lebih dan memang diperlukan oleh masyarakat.

2. Program Wifi masuk desa, sebagai penunjang kegiatan masyarakat dalam era komunikasi dan pemenuhan infomasi melalui pemanfaatan jaringan internet, karena sekarang telepun genggam dilimiki hampir sebagian masyarakat desa dan kota.

3. Pelatihan membaca dan menulis bagi kelompok masyarakat yang masih buta huruf.

4. Pelatihan dan pendampingan mendesain/membuat kemasan dan label bagi pelaku usaha rumahan atau industri rumah tangga pangan dan sejenisnya.

5. Pembangunan/penyediaan sarana MCK bagi kelompok masyarakat tertentu umumnya diwilayah pesisir pantai atau pemukiman bantaran sungai.

6. Program atau kegiatan pelatihan pengolahan sampah rumah tangga bagi kelompok masyarakat dan penyediaan sarana tempat sampah.

7. Kegiatan normalisasi sungai (biasanya program ini melibatkan semua kelompok masyarakat yang tinggal di wilayah bantaran sungai atau wilayah tertentu.

8. Kegiatan penyediaan sarana sumber air bersih (umumnya dilaksanakan di area/wilayah pedesaan dimana masyarakat desa kurang terpenuhi kebutuhan air bersihnya.

9. Pembangunan atau betonisasi jalan desa sebagai jalan tembus untuk membantu mobilisasi warga desa.

10. Penyediaan/pengadaan penerangan jalan di desa. Bagi warga desa yang memang membutuhkannya.

11. Pelatihan warga desa dalam hal beternak. Ini untuk mengembangkan potensi warga agar memiliki manfaat dan daya guna dibidang ekonomi, dan meningkatkan sumber mata pencaharian bagi warga.

12. Pelatihan/pendampingan bagi warga dalam berkebun dengan lahan terbatas dengan menggunakan bibit tanaman yang produktif.

13. Melatih/mendampingi/membantu kelompok masyarakat tertentu misal pelaku usaha rumahan dalam memasarkan produknya, membantu distribusi sehingga kegiatan proses produksi tetap berjalan.

14. Melatih/mendampingi kelompok masyarakat (misal; karang taruna) menjalankan usaha.

15. Penyediaan sarana ruang pembelajaran bagi anak usia sekolah sebagai ruang baca, ruang belajar, ruang berlatih dan yang sederajat.

16. Penyuluhan bagi warga dalam pengurusan sertifikat tanah.

17. Kegiatan pengobatan gratis bagi kelompok masyarakat tertentu atau penyuluhan kebersihan sanitasi dilingkungan tempat tinggal.

18. Penyuluhan tentang bahaya penggunaan obat terlarang atau narkoba bagi kelompok anak usia remaja.

19. Penyuluhan mengenai gizi bagi balita atau anak dalam masa pertumbuhan.

20. Pendampingan/pelatihan anak jalanan dalam menguasai ketrampilan tertentu sehingga tidak menggangu keteriban masyarakat atau ketertiban umum.

21. Pelatihan penggunaan/pemanfaatan internet bagi kelompok masyarakat tertentu yang memang perlu ketrampilan dibidang tersebut.

Masih banyak kegiatan lain yang dapat diidentifikasi tergantung topografi, demografi dan kebutuhan masyarakat, atau tergantung kejelian kita dalam mengamati, mengukur tingkat permasalahan masyarakat kecil baik di perkotaan maupun pedesaan. semoag dapat menjadi inspirasi bagi anda yang memiliki kegiatan erat dengan kegiatan abdimas ditengah masyarakat.

Kamis, 13 Januari 2022

DAMPAK PEMBELAJARAN ONLINE (DARING) YANG POSITIF SECARA LUAS

Negara kita bahkan negara di dunia hingga sekarang masih diterpa Pandemi Covid 19 beserta mutasi virusnya, pandemi ini telah membatasi aktivitas seluruh individu di seluruh dunia. Hanya yang saya bahas disini adalah khusus dalam dunia pembelajaran. Dunia pembelajaran tidak semata-mata milik mahasiswa namun yang sebenarnya adalah milik pembelajar (mahasiswa, dan masyarakat umum). Apabila disediakan metode atau alat pembelajaran online yang pas maka belajar online itu bukan dominasi mahasiswa saja namun seluruh lapisan masyarakat dapat menikmati. Sebenarnya pembelajaran online dalam bentuk pemaparan materi bentuk dan tujuan apapun, memiliki makna yang luas bagi seluruh masyarakat asalkan masyarakat menyukai dunia pembelajaran online. berbagai macam dan bentuk objek belajar dapat diperkenalkan secara online (bidang formal, informal, sosial, kemasyarakatan, dunia bisnis, perdagangan, pendidikan dasar, dan masih banyak lagi). 

Khusus bidang pembelajaran di tingkat dasar hingga perguruan tinggi, model pembelajaran online dapat memicu rasa ingin tahu, rasa ingin mendalami, rasa ingin mencoba, rasa ingin membuktikan, rasa ingin menerapkan, rasa ingin eksperimen dan rasa-rasa yang lainnya (Willingness to Know, and to Do). Melalui pembelajaran daring terbuka kesempatan bagi pembelajar (mahasiswa, ibu-ibu, dan masyarakat umum) untuk mendapatkan informasi, pengetahuan, dan ilmu yang dapat diterapkan secara mandiri untuk tujuan kemanfaatan dalam hidup yaitu memberikan nilai tambah, dan nilai ekonomi bagi kehidupan masyarakat luas. Sehingga dengan model pembelajaran online, masyarakat memperoleh ketrampilan luas untuk memperbaiki taraf hidupnya di masa pandemi ini sesuai kemampuan dan kekuatan masing-masing, selama metodenya tepat maka semua pembelajaran model online sangat memberikan manfaat bagi peserta didiknya. Salah satu model pembelajaran online yang banyak digemari oleh masyarakat (dan juga mahasiswa) demikian mudah diakses melalui telepun genggam yang rata-rata sudah mengadopsi teknologi informasi yang demikian mumpuni (relevan) dimasa kini. Kondisi inilah yang membuat kemanfaatan belajar online menjadi begitu tinggi benefitnya. Dengan proses pembelajaran online, tidak terbentur lokasi, jarak, waktu, tenaga dan tentunya biaya. Apapun yang diperoleh melalui contoh Youtube dapat menjadi inspirasi, munculnya ide/gagasan, atau filling bagi seseorang untuk dapat menerapkannya selama dianggap materi yang dipaparkan di Youtube tersebut memiliki manfaat bagi individu. Contoh lain, bagi mahasiswa yang sedang menempuh studi di Indonesia dapat mengikuti pembelajaran yang sumbernya dari ahli yang berada di luar negeri dalam upaya menekuni dan mendalami sebuah materi atau objek atau konsten yang mampu memberikan nilai ekonomi dalam menunjang nilai hidup seseorang. Contoh: seseorang ibu rutin mengikuti tayangan Youtube tentang resep masakan, dalam waktu seminggu ibu tersebut mencoba resep tersebut dan ternyata berhasil atau disukai oleh rang lain hasil praktek/karya ibu tadi, akhirnya ibu tersebut memberanikan membuka usaha kuliner, baik di rumahnya sendiri dan di lokasi lain untuk memperoleh sumber pendapatan/penghasilan guna menopang kebutuhan hidupnya. Ini sesuatu yang remeh bagi orang lain namun sangat bermanfaat bagi ibu tersebut untuk meningkatkan taraf ekonomi keluarga. Disinilah awalnya muncul usaha kuliner yang sekarang menjamur dimana-mana baik dijual secara langsung atau akhirnya masuk layanan pesan antar yang ditopang oleh GrabFood atau GoFood. Terciptalah sebuah ikatan (network) Input-Proses-Output antara penjual dan pembeli dengan interveningnya (perantaranya) adalah layanan GrabFood atau GoFood. Melalui siklus kecil ini ekonomi ditingkat lapisan masyarakat paling bawah sudah berjalan dengan baik dan menjadi meriah. Mengapa?? ya karena di satu sisi seseorang dapat menjual sesuatu, disisi lain ada lapisan masyarakat yang merasa kebutuhannya terpenuhi, serta disisi lain lagi seseorang merasa mendapat pekerjaan melalui kemunculan network tersebut, yaitu bisa mengantar pesanan ke mana-mana untuk melayani pembeli. Ini sebuah contoh kecil yang memunculkan ikatan ekonomi yang sangat menarik.

Dalam bidang pendidikan tinggi, seorang mahasiswa yang sedang kuliah dikampus A, dapat mengikuti materi pembelajaran di kampus B yang jaraknya demikian jauh ribuan kilometer dengan mudah dan senang. Ilmu yang diperolehnya kemudian dipraktekkan (hanya dibimbing oleh sebuah tutorial yang telah dipersiapkan sedemikian rupa). Mahasiswa mendapat ilmu, mendapat mafaat dan mendapat nilai ekonomi jika yang dia praktekkan tersebut mampu dia jual. Mahasiswa selain mendapatkan ilmu terapan yang sudah berhasil dia coba/praktekkan, dia juga mendapat nilai ekonomi berupa penghasilan. Seorang bapak yang awalnya seorang pengangguran tanpa penghasilan, melalui tayangan Youtube dia mengikuti sebuah pembelajaran bagaimana memnafaatkan benda-benda bekas, lalu dicobanya pelan-pelan, hasilnya mulai muncul dan memiliki nilai dan daya seni, dipajang di depan rumahnya kemudian ada yang bertanya dan menawar, dan laku terjual. Melihat kondisi ini, si bapak menjadi lebih termotivasi, bersemangat untuk mencoba membuat karya lain yang lebih berbeda dari karya sebelumnya, terus dia jalankan dan lakukan dan akhirnya dia memiliki sebuah usaha yang dijalankan dirumah. Kemudian direkam semua karyannya menggunakan telepun genggam dan dia unggah di Youtube, mulailah banjir pesanan. Sebuah luaran yang luar biasa dibidang ekonomi. Padahal awalnya bapak ini seorang pengangguran yang tanpa penghasilan. Roda ekonomi secara mikro adalah jika seseorang membuat sebuah karya, kemudian disukai oleh orang lain, kemudian terjadi tawar-menawar lalu tercipta transaksi, selanjutnya terjadi jual-beli. Inilah namanya daya guna pembelajaran daring/online melalui Youtube. Banyak kisah yang terjadi hanya melalui Youtube dan tidak dapat diceritakan satu-persatu. 

Terima Kasih dan Salam Sukses..Bagi Semua..💓🙏

Kamis, 01 April 2021

Desain Perkuliahan Model Retail Jenjang Sarjana

Mungkinkah suatu saat akan ada model atau desain perkuliahan bagi seseorang secara retail?. Seseorang yang ingin mendalami ilmu yang dianggap bermanfaat bagi dirinya, akan memulainya menempuh jenjang pendidikan di berbagai bidang ilmu pada beberapa perguruan tinggi yang dipilihnya. Yang pada akhirnya ketika dia lulus, akan mampu menguasai beberapa bidang ilmu terapan dan bermanfaat bagi dirinya. baik untuk menekuni pekerjaan di perusahaan atau menekuni pekerjaan secara mandiri. Artinya seseorang tidak hanya dipaksa menempuh satu bidang ilmu saja ketika yang bersangkutan menempuh pendidikan formal di perguruan tinggi, namun secara bebas yang bersangkutan memilih sendiri beberapa bidang ilmu yang disukainya. Terkesan masih janggal dan tidak masuk akal, namun mungkin beberapa tahun ke depan cara seperti ini akan lebih disukai oleh masyarakat golongan apapun ketika yang bersangkutan ingin melakukan "cangkok" ilmu dalam kehidupan pribadinya.

Sebagai misal si A ingin kuliah di perguruan tinggi "A" untuk menekuni bidang ilmu Akuntansi selama tiga semester, setelah selesai maka dia mendapat satu sertifikat profesi, kemudian dia pindah atau beralih ke perguruan tinggi yang lain yaitu "B" untuk menekuni bidang ilmu lain misal Kontruksi selama tiga semester, setelah lulus, maka dia mendapat sertifikat profesi yang menunjukkan bahwa yang bersangkutan handal dibidang ilmu Kontruksi. Selanjutnya sisa dua semester dia lanjutkan kuliah ke perguruan tinggi lainnya lagi, yakni "C" untuk menekuni bidang hukum Kontrak. Selesai menekuni bidang itu, maka dia mendapatkan satu sertifikat profesi, yang menujukkan dia handal dibidang pembuatan Kontrak. Selesai sudah dia menempuh delapan semester dengan multi "Talenta" maka dia layak di sahkan sebagai sarjana, sebagai sarjana "Multifungsi" baik dalam dunia kerja maupun dalam dunia wiraniaga (bekerja secara mandiri sesuai kemampuannya). Mungkin ada tanggapan dari pemirsa?

Jumat, 31 Juli 2020

TRICKLE DOWN EFFECT

Dapat diartikan sebagai tetesan ke bawah yang selalu membawa berkah. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia terdiri dari berbagai status ekonomi, atau berbagai tingkat penghasilan. Teorinya berbunyi bahwa orang mampu dimanapun keberadaannya akan selalu membawa berkah bagi orang-orang yang berada di bawahnya secara ekonomi. Setiap manusia tidak mampu berdiri sendiri dalam menjalani kehidupannya, dan dia selalu bergantung kepada orang lain dalam memenuhi segala kebutuhan hidupnya. Kehadiran satu individu di suatu tempat akan membawa manfaat atau keberuntungan bagi individu lain yang berada disekitarnya, apapun profesi orang lain tersebut. Demikian pula dalam lingkup ekonomi yang lebih luas bahkan global.
Jika sebuah lahan dibiarkan kosong melompong, maka lahan tersebut sama sekali tidak memberikan berkah atau manfaat bagi setiap individu yang ada disekitarnya, kemudian lahan tersebut dirubah menjadi sebuah pemukiman/perumahan. Dengan hadirnya perumahan di lokasi tersebut tentu akan membawa kemanfaatan bagi seseorang atau individu yang berada disekitarnya. Ketika awalnya perumahan tersebut selesai dibangun, kondisi masih sepi dan tidak ada aktivitas ekonomi disekelilingnya. Kemudian satu persatu rumah mulai dihuni dan ini terbaca oleh pelaku usaha sehingga selanjutnya muncul berbagai kegiatan yang menyertai di sekitarnya, mulai mumcul orang jualan yang masuk ke perumahan tersebut untuk menjajakan barang dagangannya. Kemudian berangsur-angsur muncul kegiatan ekonomi lain, warung kopi, laundry, bengkel, salon, toko baju, toko buah, minimarket, toko bahan bangunan dan toko-toko kecil lainnya disekitar perumahan. Semua itu muncul karena pelaku ekonomi tersebut memanfaatkan moment yaitu kehadiran penghuni perumahan yang mendiami kawasan perumahan tersebut. Bahkan bukan itu saja, muncul juga pedagang keliling dari pagi siang dan sore bahkan hingga malam untuk menjajalan barang dagangan. Semakin lama semakin banyak yang berjualan dan aktivitas ekonomi yang tampak disana semakin ramai, sehingga suasana yang awalnya sepi sekarang menjadi ramai dan padat. Ini yang kita namakan Trickle Down Effect (Titik rembesan air yang menetes ke bawah), sama halnya dengan ada atau berdirinya sebuah Mall pusat perbelanjaan disuatu lokasi/wilayah akan membawa berkah kehidupan bagi orang-orang yang melakukan aktivitas ekonomi. Muncul penjual makanan, warung kopi, bakso, tempat jualan lainnya yang sekiranya dibutuhkan oleh pegawai Mall ketika mereka bubar kerja dan pulang ke rumah. Sama juga dengan berdirinya sebuah hotel, rumah sakit, kompleks perkantoran dan lainnya. Kehadiran pusat ekonomi tersebut senantiasa membawa berkah kehidupan bagi orang yang berada di sekitarnya yang sekiranya bersedia "ngalap berkah" atas kehadiran pusat ekonomi tersebut. Semakin banyak pusat ekonomi hadir, maka semakin banyak terjadi titik rembesan air menetes ke bawah. Artinya satu kegiatan yang memiliki kekuatan (skala) besar, akan diikuti oleh satu atau lebih kegiatan lain yang memiliki skala kecil disekitarnya.
Namun sebaliknya jika kekuatan atau pusat ekonomi tersebut musnah maka semua kehidupan disekitarnya yang bergantung kepada kekuatan ekonomi tersebut akan ikut musnah perlahan. Ibarat ikan remora akan selalu mengikuti ikan-ikan pemangsa yang lebih besar kemanapun ikan besar itu pergi dengan cara menempel erat di tubuh ikan besar, tujuannya untuk mendapatkan sisa-sisa makanan disaat ikan besar tersebut mendapatkan mangsanya, maka ikan-ikan remora akan ikut mendapatkan berkah sumber makanan gratis. Bagi sebuah keidupan ekonomi sebuah keluarga sebaiknya tidak mengandalkan titik rembesan air hanya di satu tempat saja, harusnya juga lakukan di banyak tempat atau tempat berbeda, tujuannya jika satu tempat terkendala sumber penghasilannya maka masih dapat mengandalkan sumber penghasilan dari yang lainnya.
Demikian pula kehidupan warga dalam sebuah kabupaten atau propinsi, harusnya mengandalkan sumber penghidupannya lebih dari satu sumber, ini tujuannya agar keberlangsnungan hidup menjadi lebih ajeg (survive). Intisarinya, setiap keluarga dalam menjalani roda kehidupan, harus memiliki beragam usaha yang mampu dia jalankan, agar keluarga hidup lebih langgeng dari sudut ekonomi dalam jangka panjang.(art,31072020)
Sumber foto: fitec.web.id

Kamis, 21 Mei 2020

CARA MENGHILANGKAN "$RECYCLE.BIN" DAN "SYSTEM VOLUME INFORMATION"

Untuk menghilangkan tampilan $RECYCLE.BIN & SYSTEM VOLUME INFORMATION 
[yang menurut anda mungkin mengganggu] lakukan dengan cara yang mudah dan simpel, sebagai berikut:

Buka Windows Explorer, seperti tampilan di bawah ini:


Kemudian perhatikan menu paling atas, lalu pilih & klik "View" [yang ditunjuk tanda panah], maka akan tampil menu seperti di bawah ini:


Cari menu "Hidden Items" [yang ditunjuk oleh tanda panah], kosongkan tanda centang pada menu tersebut. Selesai.
Selanjutnya coba periksa di komputer atau laptop anda folder "$RECYCLE.BIN" dan "SYSTEM VOLUME INFORMATION" tersebut sudah benar-benar hilang?? mudah bukan??

Minggu, 12 April 2020

ASPEK PENENTU KUALITAS SECARA SEDERHANA DALAM PRODUK


 PENENTU SEBUAH KUALITAS

Apa maksud judul tersebut dalam Salesmanship? Jika boleh dijelaskan secara sederhana bahwa sesuatu apapun yang dibuat atau yang diproduksi bermula dari pemilihan komoditas atau bahan yang baik, kemudian di verifikasi oleh konsumen sebagai pengguna akhir, setelah itu muncul respon konsumen yang mengatakan produk tersebut layak atau tidak. Kualitas  munculnya (datangnya) bukan dari produsen namun kualitas muncul dari respon konsumen, jadi yang mengatakan sesuatu itu bagus atau tidak bagus, bermutu atau tidak bermutu adalah konsumennya, bukan produsennya (itu yang harus dipahami dengan baik dan benar, sehingga tidak menyesatkan).
Bagaimana sebenarnya menciptakan sesuatu yang bagus dan berkualitas di mata produsen? 
Ada beberapa hal yang melandasi, antara lain:
  • Skill pelaku proses yang mumpuni/memadai untuk menciptakan sesuatu yang berkualitas, (dilakukan oleh orang yang tepat sehingga kegiatan proses minim penyimpangan/kesalahan),
  • Bahan yang digunakan memang masuk kategori bagus dan layak untuk digunakan, (ada banyak jenis bahan baku yang dapat digunakan, untuk kegiatan proses namun yang terasa sulit adalah memilih satu bahan terbaik yang akan di libatkan dalam kegiatan proses, ini yang tidak mudah),
  • Cara memproses atau melakukan proses tidak menyimpang dan sesuatu dengan yang seharusnya dilakukan dan bukan sekedar memproses atau sekedar membuat, (untuk menciptakan sebuah produk apapun wujudnya, diperlukan kejelian, kesabaran dan kehati-hatian, tujuannya agar manfaat dan fungsi produk ketika selesai di proses dapat diterima dengan baik oleh konsumen, tanpa protes atau komplain),
  • Mental pembuat atau pelaku proses yang bagus, dalam arti tidak pernah bosan untuk membuat, atau menciptakan sesuatu walau di awal-awalnya banyak bertemu dengan kegagalan, (ingat prinsip learning curve yaitu apabila terjadi kegagalan, maka perlu diperbaiki proses sebelumnya agar menjadi lebih sempurna, jika sudah sempurna maka dikembangkan lagi menjadi sesuatu yang lebih baru, tidak ada proses yang mengatakan satu kali membuat langsung jadi dan sempurna),
  • Penanganan bahan atau proses penyimpanan bahan yang baik dan layak sehingga bahan tidak mudah dan tidak cepat rusak, (bahan aku di dapat dengan cara tidak mudah, dan memiliki nilai ekonomis, oleh karena itu setiap bahan yang digunakan harus secara maksimal mampu dikontribusikan dalam proses pembuatan produk, sehingga tidak ada sedikitpun yang terbuang karena rusak, proses penyimpanan yang baik juga menjadi penentu tingkat kualitas bahan),
  • Menciptakan sesuatu (produk) merupakan proses berkelanjutan, tidak dapat dilakukan hanya satu kali proses saja, apalagi berkaitan dengan kemajuan teknolgi, (tidak ada barang yang dibuat hanya sekali saja lalu selesai, pasti ada kelanjutannya, pengembangannya, penyempurnaan dan sebagainya yang tujuan utama fokus pada kepuasan konsumen, ini dinamakan mutu),
  • Pengakuan dan kepercayaan konsumen, (konsumen merupakan mitra kerja anda, yang bertugas mengkonsumsi produk yang anda buat dengan membayar sejumlah pengorbanan tertentu dalam jangka panjang, jika pengakuan tersebut hilang maka produk anda layak dihentikan proses produksinya, seumpama baju atau pakaian maka dia masuk ke dalam kotak yang bertuliskan “Obral”).

Sekarang mari kita contohkan apa maksud dari judul materi di atas, anggaplah anda ingin membuat sebuah kripik yang unik dan lain daripada yang lain. Dalam proses perencanaan pembuatan produk tersebut anda menemukan tepung, memang tepung layak diolah menggunakan kripik. Dan tepung bisa jadi merupakan salah satu bahan baku dalam proses pembuatan kripik. Bahan berikutnya yang nada temukan adalah bayam. Muncul pertanyaan pada Tim anda yang beranggota tiga orang yaitu “apakah bayam layak dapat dibuat kripik?” anggota tim anda mengatakan sangat tidak layak. Namun satu anggota tim lainnya mengatakan kemungkinan layak, asal kita coba membuatnya. Apakah bisa bayam dibuat keripik? Tentu jawabannya terletak pada proses ujicoba yang melewati banyak rintangan, perbaikan, penyempurnaan hingga benar-benar terwujud kripik bayamnya. Dalam proses ini ada beberapa hal yang menjadi fokus perhatian, memilih tepung yang bagus dan cocok untuk dikombinasikan dengan bayam, memilih bayam yang layak dijadikan bahan kripik dan seterusnya. Ketika kripik bayam telah selesai dibuat ternyata hasilnya enak, crispy namun kok gampang layu. Kembali anda bersama tim sibuk melakukan perbaikan untuk membuat kripik bayam yang enak rasa, crispy, dan tidak mudah layu. Ternyata satu anggota anda menemukan solusi, agar tetap crispy harus di letakkan pada kemasan toples baik toples kaca atau plastik yang bersifat khusus, akhirnya cripsy nya menjadi tahan lama. Perjuangan anda membuat kripik bayam, tidak mudah dan penuh rintangan namun akhirnya anda bersama tim berhasil juga membuat kripik bayam yang crispy, enak, unik dan disukai konsumen dan akhirnya menjadi kuliner yang terkenal. Inilah yang dimaksud dengan judul materi di atas. Sehingga dapat disimpulkan, untuk menciptakan sebuah produk yang bermutu, berkualitas diperlukan kombinasi komoditi atau bahan yang baik, proses pembuatan yang benar dan uji coba yang tiada henti, lalu dikemas menggunakan kemasan khusus agar cripsy nya awet serta pengakuan konsumen yang menyatakan bahwa kripik bayam anda memang benar-benar enak dan memiliki nilai jual! Pada kasus di atas, anda diposisikan sebagai produsen/pembuat/pelaku proses. 
Sumber: https://cookpad.com/id/resep/1470775-keripik-bayam-renyah-tahan-lama
Sekarang anda saya posisikan sebagai konsumen.


  • Seumpama anda membeli baju kaos (t-shirt), sudah tentu yang anda pilih adalah kaos yang enak/adem dipakai dalam kondisi cuaca apapun, tidak terasa gatal atau apapun, jika itu anda temukan, maka anda pasti menganggap kaos tersebut baju kaos yang layak dipakai dan selanjutnya layak terus di beli dengan cara mengingat-ingat “merk” nya. Bahkan anda akan memamerkan merk kaos tersebut kepada semua orang, karena memang enak dan nyaman dipakai. Dari sudut pandang produsen kaos tersebut, menganggap sikap anda tersebut tidak berlebihan, karena produknya (baju kaos yang diproduksinya) memang mampu memuaskan konsumen/pemakai.  Dapat terjadi hal yang demikian karena kaos tersebut dibuat menggunakan bahan khusus (bukan bahan sembarangan/umum), benang untuk menjahitnya juga pilihan, mesin jahitnya juga sesuai untuk menjahit baju kaos. Alhasil terciptalah baju kaos yang nyaman dipakai dan digemari banyak orang. Jadi baju kaos tersebut laris terjual dan banyak dipakai banyak orang bukan karena merknya! Tetapi karena komoditi atau bahan yang bermutu atau berkualitas, serta faktor pendukungnya yang sesuai.
  • Anda ingin membeli sepeda motor baru, kemudian anda serius membaca sebuah brosur (produk) sepeda motor, dengan berbagai keunggulan yang dijanjikan dalam brosur tersebut. Ketika anda menjatuhkan pilihan pada merk tertentu ternyata yang anda jadikan landasan untuk membelinya bukan karena sistem pembakaran yang lebih sempurna atau keiritan penggunaan bahan bakarnya, namun landasan yang dipakai untuk memilih adalah desainnya, body striping, model dan berbagai fitur terbaru pada motor tersebut yang sesuai dengan keinginan anda! Kebanyakan selalu seperti itu, lalu apakah benar-benar terbukti bagus sistem pembakaranya dan irit bahan bakarnya, tidak menjadi masalah serius bagi anda, karena itu bukan landasan utama untuk memilih. Pokoknya model baru pasti laku dan laris, begitu model agak usang sedikit pasti tidak ada yang mau membeli, kecuali karena terpaksa atau sekedar ingin punya motor (Captive user). Beda halnya apabila kita berada di jaman tertentu, dimana bahan bakar fosil (minyak bumi) benar-benar langka, jika ada harganyapun begitu mahal, dalam kondisi seperti itu orang pasti mencari dan memilih sepeda motor  dengan sistem penggerak alternatif (misal motor listrik), maka saat kondisi seperti itu motor secanggih apapun jika masih menggunakan bahan bakar minyak jelas tidak ada yang mau membeli atau memakai. Akhirnya motor dengan tenaga listrik menajdi motor yang paling berkualitas, dan motor yang menggunakan bahan bakar minyak menjadi “benda usang” dan tidak memiliki kualitas, kapan itu bisa terjadi, kita semua belum bisa menjawabnya.
  • Contoh lain, setiap orang saat dia telah bekerja dan sudah berumah tangga, tentu membutuhkan rumah atau tempat tinggal pribadi. Untuk memilih rumah yang berkualitas tentu harus luas wawasan kita. Seperti lahan yang digunakan untuk mendirikan bangunan (rumah) memiliki kriteria: kondisinya stabil/tidak mudah bergerak atau retak, memiliki kepadatan tertentu sehingga tidak mudah ambles (permukaannya turun jika bangunan telah berdiri di atasnya), tidak mudah kekeringan (kandungan air tanah cukup ketika musim kemarau panjang), dan ketika musim hujan tidak mudah mengalami genangan/banjir, tidak pernah dilewati angin puting beliung, bebas polusi dan sebagainya. Ini merupakan faktor utama untuk menjadikan bangunan/rumah menjadi berkualitas. Sedangkan rumahnya sendiri bisa dibuat sesuai kemampuan, misal ada rumah sederhana, ada rumah menengah dan ada rumah mewah. Kualitas sebuah rumah sangat bergantung pada kualitas tanah yang ditempati bangunan tersebut. Walaupun rumahnya harganya sangat mahal dan mewah namun jika tanah yang ditempati tidak stabil (misal mudah ambles) maka rumah yang sangat mewah tersebut tidak akan memiliki nilai apa-apa.