Minggu, 24 Agustus 2014

PERBAIKAN KEMASAN UNTUK WILLINGNESS TO PAY




PENDAHULUAN
Sekilas Mengenai Kemasan
Kemasan dapat didefinisikan sebagai seluruh kegiatan merancang dan memproduksi wadah atau bungkus atau kemasan suatu produk. Kemasan meliputi tiga hal, yaitu merek, kemasan itu sendiri dan label. Ada tiga alasan utama untuk melakukan pembungkusan atau kemasan, yaitu:
1.    Kemasan memenuhi syarat keamanan dan kemanfaatan. Kemasan melindungi produk dalam perjalanannya dari produsen ke konsumen. Produk-produk yang dikemas biasanya lebih bersih, menarik dan tahan terhadap kerusakan yang disebabkan oleh cuaca.
2.    Kemasan dapat melaksanakan program pemasaran. Melalui kemasan identifikasi produk menjadi lebih efektif dan dengan sendirinya mencegah pertukaran oleh produk pesaing. Kemasan merupakan satu-satunya cara perusahaan membedakan produknya.
3.    Kemasan merupakan suatu cara untuk meningkatkan laba perusahaan.Oleh karena itu perusahaan harus membuat kemasan semenarik mungkin. Dengan kemasan yang sangat menarik diharapkan dapat memikat dan menarik perhatian konsumen. Selain itu, kemasan juga dapat mangurangi kemungkinan kerusakan barang dan kemudahan dalam pengiriman.



Kemasan merupakan daya Tarik Penjualan
Kemasan jamu pada umumnya masih belum dan masih banyak kekerungan dalam bentuk, bahan dan desain kemasan ini salah satu desain kemasan jamu yang diperbaiki.
Dari perbaikan ini dapat meningkatkan produk seeling yang lebih baik karena sudah memenuhi dari aspek :
Dari perbaikan ini dapat meningkatkan produk seeling yang lebih baik karena sudah memenuhi dari aspek :
1.      Aspek pengamanan
Kemasan harus melindungi produk terhadap berbagai kemungkinan yang dapat menjadi penyebab timbulnya kerusakan barang, misalnya: cuaca, sinar matahari, jatuh, tumpukan, kuman, serangga dan lain-lain. Contohnya, kemasan biskuit yang dapat ditutup kembali agar kerenyahannya tahan lama.
2.      Aspek ekonomi
Perhitungan biaya produksi yang efektif termasuk pemilihan bahan, sehingga biaya tidak melebihi proporsi manfaatnya. Contohnya, produk-produk refill atau isi ulang, produk-produk susu atau makanan bayi dalam karton, dan lain-lain.
3.      Aspek pendistribusian
Kemasan harus mudah didistribusikan dari pabrik ke distributor atau pengecer sampai ke tangan konsumen. Di tingkat distributor, kemudahan penyimpanan dan pemajangan perlu dipertimbangkan. Bentuk dan ukuran kemasan harus direncanakan dan dirancang sedemikian rupa sehingga tidak sampai menyulitkan peletakan di rak atau tempat pemajangan.
4.      Aspek komunikasi
Sebagai media komunikasi kemasan menerangkan dan mencerminkan produk, citra merek, dan juga bagian dari produksi dengan pertimbangan mudah dilihat, dipahami dan diingat. Misalnya, karena bentuk kemasan yang aneh sehingga produk tidak dapat “diberdirikan”, harus diletakkan pada posisi “tidur” sehingga ada tulisan yang tidak dapat terbaca dengan baik; maka fungsi kemasan sebagai media komunikasi sudah gagal.
5.      Aspek ergonomi
Pertimbangan agar kemasan mudah dibawa atau dipegang, dibuka dan mudah diambil sangatlah penting. Pertimbangan ini selain mempengaruhi bentuk dari kemasan itu sendiri juga mempengaruhi kenyamanan pemakai produk atau konsumen. Contohnya, bentuk botol minyak goreng Tropical yang pada bagian tengahnya diberi cekungan dan tekstur agar mudah dipegang dan tidak licin bila tangan pemakainya terkena minyak.
6.      Aspek estetika
Keindahan pada kemasan merupakan daya tarik visual yang mencakup pertimbangan penggunaan warna, bentuk, merek atau logo, ilustrasi, huruf, tata letak atau layout, dan maskot . Tujuannya adalah untuk mencapai mutu daya tarik visual secara optimal.
7.      Aspek identitas
Secara keseluruhan kemasan harus berbeda dengan kemasan lain, memiliki identitas produk agar mudah dikenali dan dibedakan dengan produk-produk yang lain.
8.      Aspek promosi
Kemasan mempunyai peranan penting dalam bidang promosi, dalam hal ini kemasan berfungsi sebagai silent sales person. Peningkatan kemasan dapat efektif untuk menarik perhatian konsumen-konsumen baru.
9.      Aspek lingkungan
Kita hidup di dalam era industri dan masyarakat yang berpikiran kritis. Dalam situasi dan kondisi seperti ini, masalah lingkungan tidak dapat terlepas dari pantauan kita. Trend dalam masyarakat kita akhir-akhir ini adalah kekhawatiran mengenai polusi, salah satunya pembuangan sampah. Salah satunya yang pernah menjadi topik hangat adalah styrofoam. Pada tahun 1990 organisasi-organisasi lingkungan hidup berhasil menekan perusahaan Mc Donalds untuk mendaur ulang kemasan-kemasan mereka. Sekarang ini banyak perusahaan yang menggunakan kemasan-kemasan yang ramah lingkungan (environmentally friendly ), dapat didaur ulang (recyclable ) atau dapat dipakai ulang (reusable).


Riset Mengenai Kemasan
Popularitas botol plastik telah menggeser popularitas botol kaca, dimana Sambal Indofood menggunakan kemasan botol plastik untuk produk ukuran 275 ml dan 140 ml. Seperti semua plastik, botol berbahan dasar PET (polyethylene terephthalate) akan menjadi polutan bagi lingkungan. Selain itu, desain kemasan existing juga meninggalkan beberapa kelemahan bagi konsumen. Tingkat kepuasan dan kepentingan konsumen terhadap kemasan produk harus diperhatikan dalam pengembangan desain kemasan Sambal Indofood. Pengemasan telah menjadi faktor penting dalam pemasaran produk-produk FMCG (Fast Moving Consumer Goods). Sambal Indofood tergolong produk FMCG, dimana suara-suara konsumen memiliki peran terpenting dalam proses pengembangan produk. QFD (Quality Function Deployment) merupakan metodologi yang mampu menerjemahkan suara-suara konsumen ke dalam suatu rancangan produk. Dengan diaplikasikannya metode ini, diharapkan memberikan rekomendasi kepada Indofood untuk meningkatkan kualitas kemasan produknya. Secara keseluruhan, kualitas kemasan yang diberikan oleh Sambal Indofood ukuran 275 ml dan 140 ml belum baik. Hal ini ditunjukkan oleh nilai rata-rata persepsi konsumen sebesar 3,46 untuk tingkat kepentingan dan 2,73 untuk tingkat kepuasan sehingga, menimbulkan gap negatif sebesar -0,73. Berdasarkan analisis hasil pengolahan QFD iterasi 1, ditentukan tujuh karakteristik teknis yang dapat dijadikan usulan perbaikan kemasan, yaitu bentuk bodi botol, besarnya diameter lubang katup, posisi katup di bagian bawah, lubang kemasan yang besar, katup yang bisa dilepas, bahan kemasan, dan kemasan yang bisa diisi ulang. Sedangkan berdasarkan QFD iterasi 2, ditentukan lima critical part yang harus diperhatikan, yaitu diameter botol, tinggi botol, jenis katup, diameter mulut botol, dan jenis bahan kemasan.
 
Untuk penelitian selanjutnya, sebaiknya diadakan focus group discussion di awal penelitian yang melibatkan perwakilan Indofood, konsumen, dan Lembaga Swadaya Masyarakat yang memiliki concern pada lingkungan. Penelitian sebaiknya dilakukan sampai dengan QFD iterasi 4 agar perbaikan ditelusuri lebih detil dan dapat dilakukan evaluasi. Kemasan produk tidak hanya berfungsi sebagai wadah, tetapi harus mampu berfungsi sebagai sarana promosi yang berdaya jual serta memenuhi fungsi lainnya seperti memberikan perlindungan bagi produk yang dikemas, sumber informasi dan memiliki ciri khas produk yang akhirnya konsumen tertarik dan merasa puas dengan produk tersebut. Ada dua desain kemasan yang kita kenal: desain bentuk (tiga dimensi) dan desain grafis (dua dimensi). Untuk desain bentuk berfungsi sebagai wadah dan sebagai pelindung produk. Sedangkan yang kedua memiliki fungsi sebagai sarana komunikasi dan informasi dari produk dimaksud. Secara umum kemasan sebaiknya bersifat: informatif, mempunyai label yang jelas, sesuai dengan peraturan label dan periklanan, menarik, serta memberikan kemudahan. Pengembangan dan peningkatan kualitas kemasan merupakan salah satu kebijakan Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah untuk meningkatkan daya jual dan daya saing produk IKM. Klinik Pengembangan Desain Kemasan dan Merek Ditjen IKM, didirikan tahun 2003. Tujuan pendirian klinik ini didorong oleh semakin gencarnya serbuan produk impor, sehingga kita sulit untuk bersaing. Selain memberikan pelayanan kepada IKM untuk desain dan merk, Klinik Kemasan juga memberikan sosialisi, bimbingan, dan konsultasi untuk perbaikan desain kemasan dan merek. Sejak berdirinya Klinik ini pada tahun 2003 sampai sekarang telah dibuat kurang lebih 6.045 desain.




Kemasan Merupakan Citra Merek
Kemasan adalah kegiatan penempatan produksi ke dalam wadah dengan segala jenis material lainnya yang dilakukan oleh produsen atau pemasar untuk disampaikan kepada konsumen.
Pengemasan Menurut WTO : Suatu sistem yang terpadu untuk mengawetkan,
1.      Menyiapkan produk hingga siap untuk didistribusikan ke konsumen akhir dengan cara yang murah dan efisien.
2.      Sebagai Pelindung (Kekedapan)‏
3.      Sebagai Sarana Promosi & Informasi
4.      Mamberikan nilai tambah
Kemasan melindungi produk, baik dari pengaruh luar maupun dalam. Biasanya kemasan melindungi dari sinar matahari berlebih, kelembaban, dsb terhadap produk serta melindungi dari pengaruh handling yang tidak benar.
Dari bentuk, ukuran, warna serta informasi-informasi yang ditampilkan pada kemasan dapat menimbulkan daya tarik. Sehingga produk dapat dibandingkan dengan kemasan kemasan sejenis lainnya.

  

Fungsi Kemasan
Ada beberapa fungsi khusus perlunya dibuatkan kemasan untuk produk yang diperdagangkan oleh produsen atau penjual:
1.      Kemasan
Sebagai Alat Pemindahan
2.      Kemasan merupakan wadah bagi produk dan sekaligus dapat berfungsi sebagai alat pemindahan dari satu tempat ke tempat lain dalam suatu jumlah berat/jumlah isi tertentu.
3.      Kemasan
Sebagai Promosi Tak Langsung
Secara tidak langsung, perwajahan suatu kemasan dapat menjadi iklan gratis/promosi terselubung bila didisplay di etalase atau pada saat pendistribusian.Semakin menarik konsep desain kemasannya dan peletakan/displaynya maka akan semakin memikat


Jenis-jenis Kemasan
Ada beberapa bentuk dan disain kemasan yang telah dikenal umum selama ini baik oleh kalangan produsen, grosir, agen, dan konsumen yaitu:
1.       Kertas, Karton, Karton Bergelombang (Kemasan primer & sekunder, perkembangan relatif stabil)
  1. Kemasan plastik kaku  (Kemasan primer & sekunder, perkembangan relatif stabil)
  2. Kemasan Fleksibel (Kemasan primer, perkembangannya meningkat pesat.)
  3. Logam  (Kemasan primer & sekunder, perkembangan menurun pesat.)
  4. Gelas (Kemasan primer, perkembangan relatif stabil)
  5. Karung  (Kemasan primer & sekunder, perkembangan relatif stabil)
Contoh kemasan unik sebagai ide jasa desain packaging unik dan menarik untuk meningkatkan penjualan produk Anda. Telah dibuktikan melalui riset di Amerika, Indonesia, Jepang dan negara lainnya bahwa kemasan unik dan menarik dapat mendongkrak penjualan produk. Packaging atau lebih dikenal sebagai kemasan merupakan wadah atau sarana pembungkus mempunyai fungsi ganda. Selain dapat membantu mencegah atau mengurangi kerusakan disaat distribusi barang juga sangat berperan dalam menentukan keputusan konsumen untuk melihat atau bahkan membeli produk tersebut. Fungsi untama melindungi kemasan dari bahaya pencemaran serta gangguan fisik berupa gesekan, serangan binatang, benturan, perubahan udara / cuaca ringan dan juga getaran. Kemasan produk yang berbentuk brick (keras) dan ada yang nyeleneh dengan bentuk tak beraturan. Karena mereka paham bahwa dengan mempercantik kemasan dapat meningkatkan daya saing produk. Apalagi bagi mereka yang menjual produk makanan dan oleh oleh khas daerah tertentu. Kemasan makanan unik menjadi daya pikat yang manjur bagi calon pembeli bahkan yang tidak kenal produk tersebut sebelumnya. Jika kesan pertama produk sudah menyenangkan, lucu dan dapat meraih hati calon pembeli barulah sisi rasa dan selera yang menentukan. Kemasan produk keren, kemasan bagus akan menarik para pelanggan dan kustomer potensi. Fungsi utama pacaging atau pengemasan sebenarnya untuk menempatkan produk hasil pengolahan atau produk industri sehingga proses angkut, simpan, dan kirim produk mudah dilakukan sekaligus menghemat tempat. Ada pula yang mengesampingkan fungsi hemat tempat ini. Alasan utamanya adalah untuk menonjolkan identitas atau lebih keren dikenal dengan sebutan bran sekaligus menarik pembeli yang menyukai bentuk kemasan unik dan artistik. Mari kita bahas dari segi promosi dan branding. Wadah atau pembungkus produk cukup berperan dalam merangsang atau daya tarik niat pembeli untuk segera menentukan pilihan produk yang dibeli. Kita wajib ingat bahwa produk yang dijual di etalase toko akan bersaing dengan produk lain bahkan serupa. Mulai dari rasa yang sama, produk, bentuk dan bahan. Peran kemasan semakin menentukan. Kemasan adalah wadah atau pembungkus, bagi produk pangan yang mempunyai peranan penting dalam upaya mempertahankan mutu dan keamanan pangan serta meningkatkan daya tarik produk. Sedangkan kemasan tradisional adalah kemasan yang terbuat dari bahan alami umumnya digunakan untuk makanan tradisional. Pengemasan, disamping bertujuan untuk melindungi makanan tradisional dari kerusakan, juga merupakan daya pikat-bagi orang agar tergiur menikmatinya. Dalam bahasa perdagangan pengemasan merupakan iklan tersendiri agar menarik dan orang tertarik untuk membelinya. Pada pertengahan tahun 2007 Program Peningkatan Pendapatan Petani Melalui Inovasi (P4MI) melalui kegiatannya dilakukan upaya perbaikan pengemasan makanan siap saji guna meningkatkan daya pikat dan memenuhi persyaratan. Upaya perbaikan kemasan dilakukan melalui pendekatan studi orientasi, evaluasi teknologi dan pengembangan pengemasan. Jalur ini diharapkan mampu mendongkrak keberhasilan perdagangan makanan tradisional di daerah sentra produksi. Keberhasilan pemasaran makanan tradisional, disamping ditentukan oleh mutu dan keamanan makanan tradisional, juga usaha promosi yang harus dibarengi dengan upaya dalam perbaikan tampilan kemasan. Hal ini mengingatkan kita, pada budaya dasar dalam pemasaran yang sudah lazim di Inggris sejak abad ke 19, the product is the package, barang/produk ditentukan oleh kemasannya sendiri.  Keberhasilan daya tarik kemasan ditentukan oleh estetika yang menjadi bahan pertimbangan sejak awal perencanaan bentuk kemasan karena pada dasarnya nilai estetika harus terkandung dalam keserasian antara bentuk dan penataan desain grafis tanpa melupakan kesan jenis, ciri, dan sifat barang/produk yang diproduksi. Tidak kalah pentingnya dalam kemasan bahan makanan tradisional adalah adanya label. Mengapa pangan dalam kemasan harus berlabel? Karena label menjadi media informasi sebagai bahan pertimbangan untuk membeli/mengonsumsi pangan tersebut. Pada label berisi informasi mengenai gizi, jumlah gizi yang ada dan komposisi lainnya,mengandung penyebab alergi, masa kadaluwarsa, cara menyimpan, cara memasak, dan informasi penting lainnya yang dapat digunakan sebagai pedoman kita dalam membeli suatu produk.