Entah kenapa tanaman satu ini diberi nama unik yakni lidah mertua, namun terlepas dari namanya yang unik, tanaman satu ini mudah sekali di budidayakan, tak perlu perawatan ekstra khusus, yang penting tanah cukup subur dan sesekali di siram dengan cukup maka akan tumbuh subur dengan baik. Manfaatnya nyata sekali jika di tanam di pekarangan rumah terutama dalam meminimisir polusi, jika dapat hidup dengan baik, maka dengan segera akan mampu menciptakan efek dingin dan sejuk pada tempat sekitar di mana tanaman tersebut hidup.
Di Indonesia, tanaman ini sengaja di budidayakan secara komersial karena pasar eksport untuk memenuhi permintaan di luar negeri cukup tinggi, tanaman ini walau lebih cocok untuk daerah yang berhawa dingin namun dapat hidup di daerah panas. Di Jawa Timur dapat di jumpai tempat budidayanya di daerah Malang, Turen, Nongkojajar, Pasuruan dan Mojokerto.
Sejalan dengan kiprah negara-negara maju dalam mengatasi efek pemanasan global, beberapa negara seperti Jepang, Australia, Taiwan, Mesir dan beberapa negara di Eropa dengan sengaja memanfaatkan tanaman lidah mertua ini untuk proses menurunkan dampak panas atau suhu udara dan gas terkandung di dalam polutan.
Inggris adalah salah satu negara yang paling getol memanfaatkan tanaman ini untuk mengantisipasi hawa panas yang bisa terjadi setiap tahunnya di negara tersebut, suhu terpanas bisa mencapai 41 derajat celcius. Suhu ekstrim ini mampu membuat tubuh terhedridasi dan dapat menyebabkan kematian mendadak. Bahkan di Prancis serangan hawa panas dapat menyebabkan 3000 kematian dalam sehari yang membuat pemerintah setempat kalang kabut, korban serangan hawa panas umumnya orang-orang lanjut usia.
Inggris, Prancis dan Jepang kini mulai memanfaatkan tanaman lidah mertua serta tanaman lain yang mampu hidup subur saat terjadinya hawa panas dan mempunyai kemampuan menahan terjadinya hawa panas, konsep yang digunakan adalah Warmbiz yakni mendisain bangunan atau gedung dengan menanami di setiap sisi atau bagian terutama jendela bagian luar agar panas tertahan dan tidak terasa di bagian dalam gedung. Model ini banyak diterapkan di daerah perkantoran, ruko, gedung pemerintahan dan pemukiman. Dengan tanaman ini mampu menurunkan suhu panas secara signifikan hingga 3 derajat celcius. Efek ini mampu mengurangi hawa panas yang terasa di dalam ruangan, sebab saat terjadinya hawa panas warga cenderung menghidupkan mesin pendingin ruangan, tentunya ini malah tidak efisien bahkan terkesan boros energi dan dampaknya justru menambah terjadinya pemanasan bukan malah menurunkannya. Di Jepang malah pemerintah setempat mengharuskan perkantoran untuk mengurangi penggunaan AC pada saat musim panas, sebagai gantinya para pekerja atau karyawan tidak diharuskan menggunakan jas atau seragam kantor yang umumnya berbahan kain tebal, para karyawan diwajibkan memakai seragam kerja yang bersifat Casual sehingga terasa tidak gerah. Pembangunan disain perkantoran atau pemukiman lebih diutamakan menciptakan efek sirkulasi udara sebaik mungkin sehingga udara bisa masuk ke dalam ruangan secara lebih bebas. Cara ini ternyata mampu menekan pemborosan energi listrik hampir 20% di seluruh negeri tersebut, dan secara akurat mampu meningkatkan penghematan energi dan efek pemanasan global.
Cara lain yang dilakukan untuk mengkomplementer model Warmbiz adalah membuat area terbuka hijau atau hutan mini kota dengan memperbanyak taman-taman di semua pelosok kota dan salah satu tanaman yang digunakan adalah lidah mertua, yang konon tanaman ini hanya ada di Indonesia.
Hampir 90% aktivitas manusia di bidang ekonomi mampu menciptakan terjadinya pemanasan global, terjadinya pemanasan global hanya dapat di atasi dan di lawan dengan kegiatan yang alami, dimana perbaikan hidup lebih banyak mengarah kepada perbaikan sumber daya alam itu sendiri agar tidak menimbulkan dampak negatif bagi alam dan manusia, dalam bentuk pencemaran tanah, udara dan air.
Tanaman lidah mertua yang laku keras di luar negeri adalah tanaman yang berukuran kecil dan di tanam di dalam pot serta dikemas sedemikian rupa, tanaman ini cenderung di letakkan di dalam ruangan perkantoran atau di kamar. Secara ekonomis budidaya tanaman ini mampu memberikan hasil yang menjanjikan. Selain budidaya tidak terlalu sulit, tanaman ini mudah berkembang biak dengan baik serta relatif tidak mudah terserang hama.
DAMPAK GLOBAL WARMING
Secara nyata dampak yang paling dirasakan oleh negara-negara tropis adalah bukan soal peningkatan suhu udara, namun intensitas hujan yang semakin cenderung berbentuk bencana yakni hujan yang disertai angin ribut (puting beliung), setiap musin penghujan di Indonesia, frekuensi terjadinya angin putting beliung semakin besar/tinggi, kerusakan yang ditimbulkan baik harta dan nyawa semakin meningkat. Menghadapi gejala/fenomena alam seperti ini, manusia cenderung pasrah dan tidak mampu berbuat apa-apa. Selain angin putting beliung, intensitas hujan yang tinggi semakin sering menyebabkan terjadinya tanah longsor terutama bagi pemukiman di daerah perbukitan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar