Senin, 28 November 2011

MARKETING DENGAN NURANI


Sering kita mendengar istilah di atas, sudah tidak asing lagi kedengarannya, namun sadarkah kita apa yang sebenarnya terkandung dalam empat P di atas, mari kita uraikan secara sederhana sesuai kenyataan yang seharusnya, bukan hanya teoritis saja, agar dapat diaplikasikan dan mendapat pemahaman yang cukup dari konsumen atau pelanggan kita. Sekaligus pemahaman bagi kita sendiri mengenai apa yang seharusnya dilakukan dalam empat P tersebut.

1. Produk: sering kita menawarkan barang kepada konsumen, dan terkadang kita agak memaksanakan kehendak agar konsumen bersedia membeli dan menggunakan produk kita. Tetapi kita tidak sadar, sudahkah barang yang kita tawarkan sesuai dengan yang diinginkan/diharapkan konsumen. Barang yang kita tawarkan memiliki arti superior atau sebaliknya inferior. Ironisnya kadang produsen atau distributornya tidak tahu atau tidak menguasai spesifikasi produknya, ini kan berbahaya, memiliki konotasi kontraproduktif dengan marketing mix yang kita lakukan. Mengingat kita menjual barang kepada konsumen apakah hanya sekali saja atau berkali-kali dalam jangka panjang. Jarang produsen atau distributor memikirkan resiko terkecil sekalipun atas barang yang di jualnya kepada konsumen atau pelanggan. Apa kelebihan dan kekurangan produk tersebut juga harus disampaikan secara jujur kepada konsumen. Agar proses konsumsi produk pada diri konsumen dapat terlindungi dengan baik. Jadi disini produsen atau distributornya harus memiliki tanggungjawab spiritual yang baik. Memahami atau mengerti bahwa produk yang kita berikan harus mampu memenuhi keinginan dan hasrat konsumen, sehingga produk memiliki manfaat yang cukup dan mampu membangkitkan kepercayaan serta pengakuan konsumennya. Produk yang memiliki “kualitas” buruk hanya akan menipu dan membuat sengsara pemakainya atau konsumennya, berarti produsen atau distributornya tidak memiliki nilai-nilai spiritual dalam marketing mix. Ingat kasus bakso mengandung borax, tahu dan daging ayam yang mengandung formalin, minuman yang mengandung tawas dan zat pewarna textil.

2. Harga: pengertian apa yang terkandung dalam marketing mix yang kedua, yaitu harga, yang dimaksud harga disini bukanlah semata-mata harga jual produknya saja namun mengandung makna lebih luas dari itu. Harga jual produk harus sepadan dengan kualitas atau manfaatnya atau sepadan dengan pengorbanan konsumen secara material, itu formula secara matematis, namun lebih dari itu makna yang terkandung adalah bahwa dalam memperoleh produk untuk memenuhi kebutuhannya, ada dua aspek yang terkandung pada diri calon pembeli yakni : (a) kemauan membeli dan (b) kemampuan membeli, keduanya tidak pernah sinkron/seimbang satu sama lain, konsumen yang cenderung mau membeli namun mereka secara ekonomi tidak mampu, apa tanggungjawab produsen atau distributor menanggapi kondisi yang demikian. Digandenglah pihak ketiga dalam menjembatani kebutuhan konsumen dalam usahanya memperoleh barang yang diinginkannya. Misal: perusahaan Leasing. Produsen yang ingin menjual produknya kepada konsumen yang benar-benar membutuhkan, ikut membantu menyediakan fasilitas pembelian yang lebih mudah sehingga dapat terjangkau dengan baik dan tujuan produsen tercapai dalam memasarkan produk-produknya.

3. Tempat/Segmen: sebenarnya dalam menjual produk, tidak asal jual, tidak asal menawarkan, apakah produsen atau distributor menyadari sepenuhnya, siapa dan berada dimana calon komsumen yang tepat, untuk menawarkan produk-produknya, bukan ditawarkan kepada setiap individu, penjualan model demikian tidak berdasarkan strategi yang tepat, produk asal laku dan terbeli. Siapa konsumen yang pas untuk produk tersebut. Kadang strategi yang pas harus digali dilapangan setelah bertemu dengan konsumen, atau melalui perantara info atau pemahaman terhadap kondisi. Sesuai dengan tahap-tahap dalam pemasaran yang benar dan tepat. Sering strategi yang benar di dapat dari hasil penguasaan lapangan, memahami budaya membeli calon konsumen atau mungkin budaya keluarga. Misal, produk kita tawarkan di Jawa Timur, padahal konsumen potensial berada di Maluku, berarti segmennya kurang tepat, dan cenderung tidak efisien. Kebutuhan konsumen biasanya digali melalui sebuah media yang bersifat umum, apakah media cetak atau media elektronik bahkan melalui internet, pembukaan pasar cenderung bersifat luas setelah produsen atau distributor memperoleh informasi yang cukup, sebagai bahan pertimbangan dalam mempersiapkan strategi yang lebih konkrit ke depan. Pembukaan pasar yang kurang tepat bagi produk akan membuat produk cenderung surut dan dijauhi oleh konsumen yang sebelumnya kita anggap memiliki potensi, misal: penjualan properti, pemasaran mobil bekas, atau dalam hal mendirikan kantor cabang baru. Strategi dapat dibuat dengan baik jika mata dan pikiran kita memiliki daya dan kapasitas yang tepat dan didukung oleh pengalaman atau informasi yang jelas. Maka proses pemasaran produk akan menuai hasil yang sesuai harapan/target.

4. Promosi: istilah promosi kita ganti dengan bukti atau kompensasi! Produsen dalam memperkenalkan produknya cenderung menilai produknya nomor 1 bukan nomor 2. Jika konsumen membeli atau mengkonsumsi produk tersebut, dikemudian hari timbul masalah, apakah produsen mampu mengantisipasi dengan baik atau malah lari dari tanggungjawab?!!, kadang hal ini kurang terpikir dengan baik dalam jangka panjang. Memasarkan asal memasarkan, menjual asal menjual. Ini bukan langkah yang baik. Seharusnya produsen harus menyediakan fasilitas tertentu dalam melayani konsumen saat konsumen menjumpai masalah dalam proses penggunaan produknya. Jika masalah tidak teratasi maka produsen harus “berani” memberi kompensasi kepada konsumen agar konsumen lega dan gembira bukan membuat mereka sengsara. Jarang produsen memahami ini, apalagi bersedia melayani secara baik. Hanya perusahaan berkaliber internasional dan didukung teknologi informasi yang mapan, yang telah melakukannya dengan baik. Konsumen jika ingin memperoleh produk dengan cepat, maka produsen atau melalui agent atau distributornya harus menyediakan fasilitas pembayaran yang flesibel sesuai kemampuan dan daya beli konsumennya, ini juga harus disertakan dalam promosi dan komitmen perusahaan harus dipegang dengan kuat sesuai janji. Dalam promosi ada pesan khusus yang diemban di dalamnya, yakni bersedia membantu konsumen sebaik mungkin yang mampu memberikan manfaat pada kedua belah pihak secara baik dan tepat.

Jumat, 25 November 2011

MANFAAT ROKOK BAGI TUBUH


Menurut Woodrow Wyatt, peneliti dari Inggris dalam artikel yang di muat di The Times (Juli 1994), orang merokok di Glasgow tidak lebih banyak dari mereka yang ada di Bournemouth (kota sebelah selatan Glasgow). Tapi ternyata angka penderita penyakit jantung di Glasgow lebih banyak dari pada di Bournemouth.

Orang Yunani yang mendapat subsidi tembakau dari Uni Eropa, merupakan perokok terberat di dunia, namun angka rata-rata penderita kanker wanita terendah dan terendah kedua bagi pria. Demikian pula untuk penyakit jantung dan pernafasan, sangat sedikit. Hal ini di sebabkan orang Yunani banyak mengkonsumsi ikan dan minyak zaitun yang mengandung lemak tak jenuh ganda.

Seorang ahli THT ternama di AS mengatakan, bahwa ia menyarankan pada mantan perokok yang terserang batuk, untuk menghisap dua batang rokok sehari, dan hal itu menyembuhkan mereka.

Dr. James Le Fanu di AS menulis: “Perokok mempunyai resiko 50% lebih sedikit terkena penyakit alzheimer (pikun), dan banyak perokok yang mempunyai perlindungan lebih banyak dari penyakit ini.” The New England Journal of Medicine tahun 1985 menulis, para perokok yang terkena kanker endometrik kandungan 50% lebih sedikit daripada nonperokok.

Menurut artikel di Journal of The American Medical Association, penyakit kanker usus dan ulcerative, 30-50% lebih besar berpotensi menyerang nonperokok.

The American Government’s Health and Nutrition Examination Survey, menemukan kemungkinan osteoarthritis menyerang perokok berat 5 kali lebih kecil daripada nonperokok.

Menurut Prof. Petrus Budi Santoso, rokok bisa menolong manusia dari terkaman parkinson (sindrom yang membuat organ tubuh bergetar liar dan susah di kontrol). Sebab, dalam rokok terdapat nikotin yang dapat menghambat berkurangnya sel-sel di otak, yang mengakibatkan gangguan pada saraf. Ahli penyakit saraf di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga itu mengaku pernah meneliti dampak nikotin terhadap parkinson pada tahun 1987. Ia meneliti 100 pria perokok dan 100 pria tak merokok, yang semuanya penderita parkinson. Mereka rata-rata berusia di atas 50 tahun. “Ternyata mereka yang perokok tidak cepat parah penyakitnya,” katanya.

Di Inggris, pada akhir perang dunia ke dua, penderita jantung mengalami penurunan secara drastis padahal jumlah perokok waktu itu sangat tinggi.

Berikut beberapa riset yang menguak manfaat rokok bagi kesehatan manusia. Saya bukan seorang dokter atau peneliti bidang kesehatan, jadi pembahasan ilmiah tentang isi warta ini bisa diperdebatkan oleh para pakar sendiri.

1. Merokok Mengurangi Resiko Parkinson

Banyak bukti yang menunjukkan bahwa merokok melawan penyakit Parkinson. Sebuah penelitian terbaru menambah kuat bukti sebelumnya yang melaporkan bahwa merokok dapat melindungi manusia dari penyakit Parkinson. Secara khusus, penelitian baru tersebut menunjukkan hubungan temporal antara kebiasaan merokok dan berkurangnya risiko penyakit Parkinson. Artinya, efek perlindungan terhadap Parkinson berkurang setelah perokok menghentikan kebiasaan merokoknya. [2]

Studi lain mengenai pengaruh positif merokok terhadap Parkinson Desease (PD) adalah sebuah penelitian terhadap 113 pasangan kembar laki-laki. Tim peneliti yang dipimpin oleh Dr Tanner terus melihat perbedaan yang signifikan ketika dosis dihitung sampai 10 atau 20 tahun sebelum diagnosis. Mereka menyimpulkan bahwa temuan ini menyangkal pernyataan bahwa orang yang merokok cenderung memiliki PD. [3] Masih banyak penelitian yang lainnya mengenai kebiasaan merokok yang berguna melawan Parkinson. [4]

2. Perokok lebih kuat dan cepat sembuh dari serangan jantung dan stroke

Penelitian besar menunjukkan manfaat lain merokok, yakni manfaat terhadap restenosis atau penyempitan pembuluh darah yang menyebabkan aliran darah menjadi terbatas, seperti pembuluh darah ke jantung (cardiovaskular disease) atau ke otak (stroke) Perokok memiliki kesempatan yang lebih baik untuk bertahan hidup dan penyembuhan yang lebih cepat. [5]

Penelitian lain menyebutkan karbon monoksida dapat mengurangi serangan jantung dan stroke. Karbon monoksida merupakan produk sampingan dari asap tembakau. Sebuah laporan menunjukkan tingkat sangat rendah dari karbon monoksida dapat membantu para korban serangan jantung dan stroke. Karbon monoksida menghambat pembekuan darah, sehingga melarutkan gumpalan berbahaya di pembuluh arteri.

Para peneliti memfokuskan pada kemiripan yang dekat antara karbon monoksida dengan oksida nitrat yang menjaga pembuluh darah tetap melebar dan mencegah penumpukan sel darah putih. Baru-baru ini oksida nitrat telah ditingkatkan statusnya dari polutan udara biasa menjadi penghubung fisiologis terpenting kedua secara internal. Oleh karena itu tidak akan mengherankan kalau karbon monoksida secara paradoks dapat menyelamatkan paru-paru dari cedera akibat penyumbatan pembuluh darah ke jantung (cardiovascular blockage).[6]

3. Merokok mengurangi resiko penyakit susut gusi yang parah

Dulu disebutkan bahwa tembakau adalah akar semua permasalahan penyakit gigi dan mulut. Padahal sebuah studi menunjukkan bahwa sebenarnya perokok berisiko lebih rendah terhadap penyakit gusi. [7]

4. Merokok mencegah asma dan penyakit karena alergi lainnya

Sebuah studi dari dua generasi penduduk Swedia menunjukkan dalam analisis multi variasi, beberapa anak dari para ibu yang merokok sedikitnya 15 batang sehari cenderung memiliki peluang yang lebih rendah untuk menderita alergi rhino-conjunctivitis, asma alergi, eksim atopik dan alergi makanan, dibandingkan dengan anak-anak dari para ibu yang tidak pernah merokok. Anak-anak dari ayah yang merokok sedikitnya 15 batang rokok sehari memiliki kecenderungan yang sama. [8]

5. Nikotin membunuh kuman penyebab tuberculosis (TBC)

Suatu hari Nikotin mungkin menjadi alternatif yang mengejutkan sebagai obat TBC yang susah diobati, kata seorang peneliti dari University of Central Florida (UCF). Senyawa ini menghentikan pertumbuhan kuman TBC dalam sebuah tes laboratorium, bahkan bila digunakan dalam jumlah kecil saja, kata Saleh Naser, seorang profesor mikrobiologi dan biologi molekuler di UCF. Kebanyakan ilmuwan setuju bahwa nikotin adalah zat yang menyebabkan orang menjadi kecanduan rokok. [9]

6. Merokok mencegah kanker kulit yang langka

Seorang peneliti pada National Cancer Institute berpendapat bahwa merokok dapat mencegah pengembangan kanker kulit yang menimpa terutama orang tua di Mediterania wilayah Italia Selatan, Yunani dan Israel. Bukan berarti merokok disarankan untuk populasi itu, kata Dr James Goedert, namun yang penting adalah merokok tembakau dapat membantu untuk mencegah kanker yang langka bentuk. Dan ini adalah sebuah pengakuan dari peneliti di National Cancer Institute bahwa ada manfaat dari rokok. [10]

7. Merokok mengurangi resiko terkena kanker payudara

Sebuah penelitian baru dalam jurnal dari National Cancer Institute (20 Mei 1998) melaporkan bahwa pembawa mutasi gen tertentu (yang cenderung sebagai pembawa kanker payudara), yang merokok selama lebih dari 4 pak tahun (yaitu, jumlah pak per hari dikalikan dengan jumlah lamanya tahun merokok) menurut statistik ternyata mengalami penurunan signifikan sebesar 54 persen dalam insiden kanker payudara bila dibandingkan dengan pembawa yang tidak pernah merokok. Salah satu kekuatan dari penelitian ini adalah bahwa penurunan insiden melebihi ambang 50 persen. [11]

8. Nitrat Oksida dalam nikotin mengurangi radang usus besar

Nikotin mengurangi aktivitas otot melingkar, terutama melalui pelepasan nitrat oksida, dalam kasus ulcerative colitis (UC) atau radang usus. Temuan ini dapat menjelaskan beberapa terapi manfaat dari nikotin (dan merokok) terhadap UC dan dapat menjelaskan mengenai disfungsi penggerak kolon pada penyakit aktif. [12]

9. Efek transdermal nikotin pada kinerja kognitif (berpikir) penderita Down Syndrome

Sebuah penelitian mengenai pengaruh rangsangan nikotin-agonis dengan 5 mg jaringan kulit implan, dibandingkan dengan plasebo (obat kontrol), pada kinerja kognitif pada lima orang dewasa dengan gangguan. Perbaikan kemungkinan berhubungan dengan perhatian dan pengolahan informasi yang terlihat pada pasien Down Syndrom dibandingkan dengan kontrol kesehatannya. [13]

Down syndrome adalah penyakit yang disebabkan adanya kelainan pada kromosom 21 pada pita q22 gen SLC5A3, yang dapat dikenal dengan melihat manifestasi klinis yang cukup khas. Kelainan yang berdampak pada keterbelakangan pertumbuhan fisik dan mental anak ini pertama kali dikenal pada tahun 1866 oleh Dr.John Longdon Down. [14]


10. Merokok baik bagi ibu hamil untuk mencegah hipertensi di masa kehamilan dan penularan ibu-anak infeksi Helicobacter pylori

Konsentrasi urin cotinine (tembakau yang bermetabolis di dalam tubuh) mengkonfirmasi berkurangnya risiko Preeklamsia dengan paparan tembakau Eksposur. Preeklamsia adalah kondisi medis di mana hipertensi muncul dalam kehamilan (kehamilan dengan hipertensi) yang bekerjasama dengan sejumlah besar protein dalam urin. Studi ini, meskipun kecil, menunjukkan salah satu manfaat dari merokok selama kehamilan. "Temuan ini, diperoleh dengan menggunakan uji laboratorium, mengkonfirmasi penurunan risiko preeklamsia berkembang dengan paparan tembakau (Am J Obstet Gynecol 1999;. 181:1192-6.) [15]

Sebuah penelitian lain menemukan hubungan terbalik yang kuat antara ibu yang merokok ibu dan infeksi Helicobacter pylori di antara anak-anak prasekolah, di mana ditunjukkan kemungkinan bahwa penularan ibu-anak berupa infeksi mungkin kurang efisien jika ibu merokok. Untuk mengevaluasi hipotesis ini lebih lanjut, dilakukan studi berbasis populasi di mana infeksi H. pylori diukur dengan 13C-urea breath test (tes kandungan urea pada nafas) dalam 947 anak-anak prasekolah dan ibu-ibu mereka. Kami memperoleh informasi rinci tentang faktor-faktor risiko potensial untuk infeksi, termasuk ibu merokok, dengan menggunakan kuesioner standar. Secara keseluruhan, 9,8% (93 dari 947) dari anak-anak dan 34,7% (329 dari 947) dari ibu-ibu telah terinfeksi. Prevalensi (rasio jumlah kejadian penyakit dengan unit pada populasi beresiko) infeksi jauh lebih rendah di antara anak-anak dari ibu yang tidak terinfeksi (1,9%) dibandingkan pada anak-anak dari ibu yang terinfeksi (24,7%). Ada hubungan terbalik yang kuat infeksi anak-anak dengan ibu yang merokok (odds rasio atau penyimpangan disesuaikan = 0,24; interval kepercayaan 95% = 0,12-0,49) di antara anak-anak dari ibu yang terinfeksi, tetapi tidak di antara anak-anak dari ibu yang terinfeksi. Hasil ini mendukung hipotesis dari peran utama untuk penularan ibu-anak berupa infeksi H. pylori, yang mungkin menjadi kurang efisien jika si ibu merokok. [16]

Barangkali anda mencurigai bahwa riset-riset ini didanai oleh perusahaan rokok. Tapi riset-riset ini tidak pernah dipublikasikan secara meluas, kalau memang bertujuan mendukung promosi rokok. Sedangkan informasi ilmiah mengenai bahaya merokok sangat dominan.

Sumber : gudangvirtual.blogspot.com