Minggu, 12 April 2020

ASPEK PENENTU KUALITAS SECARA SEDERHANA DALAM PRODUK


 PENENTU SEBUAH KUALITAS

Apa maksud judul tersebut dalam Salesmanship? Jika boleh dijelaskan secara sederhana bahwa sesuatu apapun yang dibuat atau yang diproduksi bermula dari pemilihan komoditas atau bahan yang baik, kemudian di verifikasi oleh konsumen sebagai pengguna akhir, setelah itu muncul respon konsumen yang mengatakan produk tersebut layak atau tidak. Kualitas  munculnya (datangnya) bukan dari produsen namun kualitas muncul dari respon konsumen, jadi yang mengatakan sesuatu itu bagus atau tidak bagus, bermutu atau tidak bermutu adalah konsumennya, bukan produsennya (itu yang harus dipahami dengan baik dan benar, sehingga tidak menyesatkan).
Bagaimana sebenarnya menciptakan sesuatu yang bagus dan berkualitas di mata produsen? 
Ada beberapa hal yang melandasi, antara lain:
  • Skill pelaku proses yang mumpuni/memadai untuk menciptakan sesuatu yang berkualitas, (dilakukan oleh orang yang tepat sehingga kegiatan proses minim penyimpangan/kesalahan),
  • Bahan yang digunakan memang masuk kategori bagus dan layak untuk digunakan, (ada banyak jenis bahan baku yang dapat digunakan, untuk kegiatan proses namun yang terasa sulit adalah memilih satu bahan terbaik yang akan di libatkan dalam kegiatan proses, ini yang tidak mudah),
  • Cara memproses atau melakukan proses tidak menyimpang dan sesuatu dengan yang seharusnya dilakukan dan bukan sekedar memproses atau sekedar membuat, (untuk menciptakan sebuah produk apapun wujudnya, diperlukan kejelian, kesabaran dan kehati-hatian, tujuannya agar manfaat dan fungsi produk ketika selesai di proses dapat diterima dengan baik oleh konsumen, tanpa protes atau komplain),
  • Mental pembuat atau pelaku proses yang bagus, dalam arti tidak pernah bosan untuk membuat, atau menciptakan sesuatu walau di awal-awalnya banyak bertemu dengan kegagalan, (ingat prinsip learning curve yaitu apabila terjadi kegagalan, maka perlu diperbaiki proses sebelumnya agar menjadi lebih sempurna, jika sudah sempurna maka dikembangkan lagi menjadi sesuatu yang lebih baru, tidak ada proses yang mengatakan satu kali membuat langsung jadi dan sempurna),
  • Penanganan bahan atau proses penyimpanan bahan yang baik dan layak sehingga bahan tidak mudah dan tidak cepat rusak, (bahan aku di dapat dengan cara tidak mudah, dan memiliki nilai ekonomis, oleh karena itu setiap bahan yang digunakan harus secara maksimal mampu dikontribusikan dalam proses pembuatan produk, sehingga tidak ada sedikitpun yang terbuang karena rusak, proses penyimpanan yang baik juga menjadi penentu tingkat kualitas bahan),
  • Menciptakan sesuatu (produk) merupakan proses berkelanjutan, tidak dapat dilakukan hanya satu kali proses saja, apalagi berkaitan dengan kemajuan teknolgi, (tidak ada barang yang dibuat hanya sekali saja lalu selesai, pasti ada kelanjutannya, pengembangannya, penyempurnaan dan sebagainya yang tujuan utama fokus pada kepuasan konsumen, ini dinamakan mutu),
  • Pengakuan dan kepercayaan konsumen, (konsumen merupakan mitra kerja anda, yang bertugas mengkonsumsi produk yang anda buat dengan membayar sejumlah pengorbanan tertentu dalam jangka panjang, jika pengakuan tersebut hilang maka produk anda layak dihentikan proses produksinya, seumpama baju atau pakaian maka dia masuk ke dalam kotak yang bertuliskan “Obral”).

Sekarang mari kita contohkan apa maksud dari judul materi di atas, anggaplah anda ingin membuat sebuah kripik yang unik dan lain daripada yang lain. Dalam proses perencanaan pembuatan produk tersebut anda menemukan tepung, memang tepung layak diolah menggunakan kripik. Dan tepung bisa jadi merupakan salah satu bahan baku dalam proses pembuatan kripik. Bahan berikutnya yang nada temukan adalah bayam. Muncul pertanyaan pada Tim anda yang beranggota tiga orang yaitu “apakah bayam layak dapat dibuat kripik?” anggota tim anda mengatakan sangat tidak layak. Namun satu anggota tim lainnya mengatakan kemungkinan layak, asal kita coba membuatnya. Apakah bisa bayam dibuat keripik? Tentu jawabannya terletak pada proses ujicoba yang melewati banyak rintangan, perbaikan, penyempurnaan hingga benar-benar terwujud kripik bayamnya. Dalam proses ini ada beberapa hal yang menjadi fokus perhatian, memilih tepung yang bagus dan cocok untuk dikombinasikan dengan bayam, memilih bayam yang layak dijadikan bahan kripik dan seterusnya. Ketika kripik bayam telah selesai dibuat ternyata hasilnya enak, crispy namun kok gampang layu. Kembali anda bersama tim sibuk melakukan perbaikan untuk membuat kripik bayam yang enak rasa, crispy, dan tidak mudah layu. Ternyata satu anggota anda menemukan solusi, agar tetap crispy harus di letakkan pada kemasan toples baik toples kaca atau plastik yang bersifat khusus, akhirnya cripsy nya menjadi tahan lama. Perjuangan anda membuat kripik bayam, tidak mudah dan penuh rintangan namun akhirnya anda bersama tim berhasil juga membuat kripik bayam yang crispy, enak, unik dan disukai konsumen dan akhirnya menjadi kuliner yang terkenal. Inilah yang dimaksud dengan judul materi di atas. Sehingga dapat disimpulkan, untuk menciptakan sebuah produk yang bermutu, berkualitas diperlukan kombinasi komoditi atau bahan yang baik, proses pembuatan yang benar dan uji coba yang tiada henti, lalu dikemas menggunakan kemasan khusus agar cripsy nya awet serta pengakuan konsumen yang menyatakan bahwa kripik bayam anda memang benar-benar enak dan memiliki nilai jual! Pada kasus di atas, anda diposisikan sebagai produsen/pembuat/pelaku proses. 
Sumber: https://cookpad.com/id/resep/1470775-keripik-bayam-renyah-tahan-lama
Sekarang anda saya posisikan sebagai konsumen.


  • Seumpama anda membeli baju kaos (t-shirt), sudah tentu yang anda pilih adalah kaos yang enak/adem dipakai dalam kondisi cuaca apapun, tidak terasa gatal atau apapun, jika itu anda temukan, maka anda pasti menganggap kaos tersebut baju kaos yang layak dipakai dan selanjutnya layak terus di beli dengan cara mengingat-ingat “merk” nya. Bahkan anda akan memamerkan merk kaos tersebut kepada semua orang, karena memang enak dan nyaman dipakai. Dari sudut pandang produsen kaos tersebut, menganggap sikap anda tersebut tidak berlebihan, karena produknya (baju kaos yang diproduksinya) memang mampu memuaskan konsumen/pemakai.  Dapat terjadi hal yang demikian karena kaos tersebut dibuat menggunakan bahan khusus (bukan bahan sembarangan/umum), benang untuk menjahitnya juga pilihan, mesin jahitnya juga sesuai untuk menjahit baju kaos. Alhasil terciptalah baju kaos yang nyaman dipakai dan digemari banyak orang. Jadi baju kaos tersebut laris terjual dan banyak dipakai banyak orang bukan karena merknya! Tetapi karena komoditi atau bahan yang bermutu atau berkualitas, serta faktor pendukungnya yang sesuai.
  • Anda ingin membeli sepeda motor baru, kemudian anda serius membaca sebuah brosur (produk) sepeda motor, dengan berbagai keunggulan yang dijanjikan dalam brosur tersebut. Ketika anda menjatuhkan pilihan pada merk tertentu ternyata yang anda jadikan landasan untuk membelinya bukan karena sistem pembakaran yang lebih sempurna atau keiritan penggunaan bahan bakarnya, namun landasan yang dipakai untuk memilih adalah desainnya, body striping, model dan berbagai fitur terbaru pada motor tersebut yang sesuai dengan keinginan anda! Kebanyakan selalu seperti itu, lalu apakah benar-benar terbukti bagus sistem pembakaranya dan irit bahan bakarnya, tidak menjadi masalah serius bagi anda, karena itu bukan landasan utama untuk memilih. Pokoknya model baru pasti laku dan laris, begitu model agak usang sedikit pasti tidak ada yang mau membeli, kecuali karena terpaksa atau sekedar ingin punya motor (Captive user). Beda halnya apabila kita berada di jaman tertentu, dimana bahan bakar fosil (minyak bumi) benar-benar langka, jika ada harganyapun begitu mahal, dalam kondisi seperti itu orang pasti mencari dan memilih sepeda motor  dengan sistem penggerak alternatif (misal motor listrik), maka saat kondisi seperti itu motor secanggih apapun jika masih menggunakan bahan bakar minyak jelas tidak ada yang mau membeli atau memakai. Akhirnya motor dengan tenaga listrik menajdi motor yang paling berkualitas, dan motor yang menggunakan bahan bakar minyak menjadi “benda usang” dan tidak memiliki kualitas, kapan itu bisa terjadi, kita semua belum bisa menjawabnya.
  • Contoh lain, setiap orang saat dia telah bekerja dan sudah berumah tangga, tentu membutuhkan rumah atau tempat tinggal pribadi. Untuk memilih rumah yang berkualitas tentu harus luas wawasan kita. Seperti lahan yang digunakan untuk mendirikan bangunan (rumah) memiliki kriteria: kondisinya stabil/tidak mudah bergerak atau retak, memiliki kepadatan tertentu sehingga tidak mudah ambles (permukaannya turun jika bangunan telah berdiri di atasnya), tidak mudah kekeringan (kandungan air tanah cukup ketika musim kemarau panjang), dan ketika musim hujan tidak mudah mengalami genangan/banjir, tidak pernah dilewati angin puting beliung, bebas polusi dan sebagainya. Ini merupakan faktor utama untuk menjadikan bangunan/rumah menjadi berkualitas. Sedangkan rumahnya sendiri bisa dibuat sesuai kemampuan, misal ada rumah sederhana, ada rumah menengah dan ada rumah mewah. Kualitas sebuah rumah sangat bergantung pada kualitas tanah yang ditempati bangunan tersebut. Walaupun rumahnya harganya sangat mahal dan mewah namun jika tanah yang ditempati tidak stabil (misal mudah ambles) maka rumah yang sangat mewah tersebut tidak akan memiliki nilai apa-apa.