Sabtu, 15 Januari 2022

Identifikasi Kegiatan (Program) Pengabdian Kepada Masyarakat

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat memang akrab dengan salah satu program kegiatan yang bersifat wajib bagi dunia kampus/Universitas. Namun kegiatan ini tidak selalu menjadi dominasi pihak akademisi dalam pelaksanaannya. Banyak pihak lain seperti swasta, pemerintah, dan lembaga-lembaga tertentu termasuk pihak asing yang ikut atau terlibat dalam kegiatan abdimas. Tujuan utama sebenarnya adalah membantu mencarikan, menemukan, memberikan jalan keluar terhadap permasalahan atau kebutuhan sosial masyarakat di perkotaan, pedesaan, dusun atau daerah tertentu misal daerah terpencil. Namun sebenarnya melaksanakan kegiatan abdimas tergantung besar kecilnya permasalahan atau kebutuhan masyarakat yang dihadapi dilapangan. Semakin besar permasalahan atau kebutuhan masyarakat maka dana yang harus disediakan juga semakin besar. Jika permasalahannya kecil atau sederhana, biaya yang dibutuhkan juga kecil atau mungkin hanya membutuhkan tenaga dan pikiran saja.

Bentuk kegiatan abdimas:

1. Skala besar, dilaksanakan oleh sebuah lembaga/institusi, berlangsung dalam waktu jangka waktu tertentu, satu bulan, satu semester, atau satu tahun, tergantung cakupan wilayahnya. Kegiatan ini membutuhkan keterlibatan banyak pihak dan umumnya kegiatan dilaksanakan secara bertahap. Contoh kegiatan ini adalah relokasi pemukiman atau tempat tinggal bagi masyarakat yang terkena bencana alam (gunung meletus, banjir bandang, gempa bumi, atau musibah yang setara). Sumber dana umumnya dari pemerintah daerah atau pusat atau bisa bersumber dari dana bantuan dari asing.

2. Skala kecil, kegiatan ini lebih banyak dilaksanakan oleh lembaga tertentu atau institusi tertentu dalam upaya membantu permasalahan yang terjadi di masyarakat dalam jangka waktu yang relatif singkat. Dapat berlangsung selama satu bukan atau satu minggu bahkan bisa hanya berlangsung satu hari. Tujuannya untuk membantu mengatasi, mencarikan solusi bagi kelompok masyarakat tertentu yang cakupannya tidak terlalu luas. Umumnya kelompok masyarakat ini memiliki permasalahan yang mana penyelesaiannya relatif singkat dan cepat. Misal; kegiatan penyuluhan, pelatihan, pendampingan, pembelajaran dan kegiatan lain yang setara. Sumber dana tidak terlalu besar dan dapat diatasi oleh lembaga atau institusi tertentu.

Kegiatan abdimas dilihat dari periode pelaksanaan:

1. Terprogram. Kegiatan ini cenderung dilaksanakan secara rutin, dalam periode tertentu. misal; satu bulan sekali, satu semester sekali atau satu tahun sekali. Lingkup pelaksanaan bisa besar (memerlukan keterlibatan banyak pihak) atau kecil (hanya memerlukan keterlibatan pelaksana dan kelompok kecil masyarakat), namun yang perlu digaris bawahi adalah kegiatan ini bersifat rutin dan terjadwal, setiap jangka waktu tertentu ada. Isi kegiatan bisa sama atau juga tidak sama (tergantung kebutuhan masyarakat). Kegiatan ini umumnya di koordinasi oleh sebuah lembaga (kampus, swasta, perwakilan pemerintah, dinas tertentu, atau yang sederajat). Dilasanakan dengan dasar kerja sama antara dua pihak atau lebih atau berdasarkan MoU, dan pelaksanaannya diwujudkan dalam bentuk MoA.

2. Insidensil. Kegiatan ini kebalikan dari kegiatan poin 1 di atas, tidak terprogram, namun dilaksanakan sewaktu-waktu jika ada kebutuhan yang sifatnya mendesak dari golongan tertentu atau kelompok kecil masyarakat tertentu. Cenderung dilaksanakan oleh kelompok atau individu. Cakupannya kecil melingkupi wilayah tertentu dan tidak terlalu luas. Pelaksanaannya relatif singkat dan tidak memakan waktu lama. Yang dilayani dalam kegiatan ini adalah kelompok masyarakat tertentu, kelompok masyarakat kecil dan tidak mencakup masyarakat keseluruhan. Kegiatan berlangsung tidak rutin dan hanya periode tertentu saja. 

Identifikasi Kebutuhan Masyarakat Dalam Abdimas:

Beberapa kegiatan abdimas yang dikaitkan dengan kebutuhan masyarakat baik skala besar atau skala kecil dapat diidentifikasi seperti contoh di bawah ini:

1. Pembangunan jembatan darurat yang dapat menghubungkan dua daerah atau lebih dan memang diperlukan oleh masyarakat.

2. Program Wifi masuk desa, sebagai penunjang kegiatan masyarakat dalam era komunikasi dan pemenuhan infomasi melalui pemanfaatan jaringan internet, karena sekarang telepun genggam dilimiki hampir sebagian masyarakat desa dan kota.

3. Pelatihan membaca dan menulis bagi kelompok masyarakat yang masih buta huruf.

4. Pelatihan dan pendampingan mendesain/membuat kemasan dan label bagi pelaku usaha rumahan atau industri rumah tangga pangan dan sejenisnya.

5. Pembangunan/penyediaan sarana MCK bagi kelompok masyarakat tertentu umumnya diwilayah pesisir pantai atau pemukiman bantaran sungai.

6. Program atau kegiatan pelatihan pengolahan sampah rumah tangga bagi kelompok masyarakat dan penyediaan sarana tempat sampah.

7. Kegiatan normalisasi sungai (biasanya program ini melibatkan semua kelompok masyarakat yang tinggal di wilayah bantaran sungai atau wilayah tertentu.

8. Kegiatan penyediaan sarana sumber air bersih (umumnya dilaksanakan di area/wilayah pedesaan dimana masyarakat desa kurang terpenuhi kebutuhan air bersihnya.

9. Pembangunan atau betonisasi jalan desa sebagai jalan tembus untuk membantu mobilisasi warga desa.

10. Penyediaan/pengadaan penerangan jalan di desa. Bagi warga desa yang memang membutuhkannya.

11. Pelatihan warga desa dalam hal beternak. Ini untuk mengembangkan potensi warga agar memiliki manfaat dan daya guna dibidang ekonomi, dan meningkatkan sumber mata pencaharian bagi warga.

12. Pelatihan/pendampingan bagi warga dalam berkebun dengan lahan terbatas dengan menggunakan bibit tanaman yang produktif.

13. Melatih/mendampingi/membantu kelompok masyarakat tertentu misal pelaku usaha rumahan dalam memasarkan produknya, membantu distribusi sehingga kegiatan proses produksi tetap berjalan.

14. Melatih/mendampingi kelompok masyarakat (misal; karang taruna) menjalankan usaha.

15. Penyediaan sarana ruang pembelajaran bagi anak usia sekolah sebagai ruang baca, ruang belajar, ruang berlatih dan yang sederajat.

16. Penyuluhan bagi warga dalam pengurusan sertifikat tanah.

17. Kegiatan pengobatan gratis bagi kelompok masyarakat tertentu atau penyuluhan kebersihan sanitasi dilingkungan tempat tinggal.

18. Penyuluhan tentang bahaya penggunaan obat terlarang atau narkoba bagi kelompok anak usia remaja.

19. Penyuluhan mengenai gizi bagi balita atau anak dalam masa pertumbuhan.

20. Pendampingan/pelatihan anak jalanan dalam menguasai ketrampilan tertentu sehingga tidak menggangu keteriban masyarakat atau ketertiban umum.

21. Pelatihan penggunaan/pemanfaatan internet bagi kelompok masyarakat tertentu yang memang perlu ketrampilan dibidang tersebut.

Masih banyak kegiatan lain yang dapat diidentifikasi tergantung topografi, demografi dan kebutuhan masyarakat, atau tergantung kejelian kita dalam mengamati, mengukur tingkat permasalahan masyarakat kecil baik di perkotaan maupun pedesaan. semoag dapat menjadi inspirasi bagi anda yang memiliki kegiatan erat dengan kegiatan abdimas ditengah masyarakat.

Kamis, 13 Januari 2022

DAMPAK PEMBELAJARAN ONLINE (DARING) YANG POSITIF SECARA LUAS

Negara kita bahkan negara di dunia hingga sekarang masih diterpa Pandemi Covid 19 beserta mutasi virusnya, pandemi ini telah membatasi aktivitas seluruh individu di seluruh dunia. Hanya yang saya bahas disini adalah khusus dalam dunia pembelajaran. Dunia pembelajaran tidak semata-mata milik mahasiswa namun yang sebenarnya adalah milik pembelajar (mahasiswa, dan masyarakat umum). Apabila disediakan metode atau alat pembelajaran online yang pas maka belajar online itu bukan dominasi mahasiswa saja namun seluruh lapisan masyarakat dapat menikmati. Sebenarnya pembelajaran online dalam bentuk pemaparan materi bentuk dan tujuan apapun, memiliki makna yang luas bagi seluruh masyarakat asalkan masyarakat menyukai dunia pembelajaran online. berbagai macam dan bentuk objek belajar dapat diperkenalkan secara online (bidang formal, informal, sosial, kemasyarakatan, dunia bisnis, perdagangan, pendidikan dasar, dan masih banyak lagi). 

Khusus bidang pembelajaran di tingkat dasar hingga perguruan tinggi, model pembelajaran online dapat memicu rasa ingin tahu, rasa ingin mendalami, rasa ingin mencoba, rasa ingin membuktikan, rasa ingin menerapkan, rasa ingin eksperimen dan rasa-rasa yang lainnya (Willingness to Know, and to Do). Melalui pembelajaran daring terbuka kesempatan bagi pembelajar (mahasiswa, ibu-ibu, dan masyarakat umum) untuk mendapatkan informasi, pengetahuan, dan ilmu yang dapat diterapkan secara mandiri untuk tujuan kemanfaatan dalam hidup yaitu memberikan nilai tambah, dan nilai ekonomi bagi kehidupan masyarakat luas. Sehingga dengan model pembelajaran online, masyarakat memperoleh ketrampilan luas untuk memperbaiki taraf hidupnya di masa pandemi ini sesuai kemampuan dan kekuatan masing-masing, selama metodenya tepat maka semua pembelajaran model online sangat memberikan manfaat bagi peserta didiknya. Salah satu model pembelajaran online yang banyak digemari oleh masyarakat (dan juga mahasiswa) demikian mudah diakses melalui telepun genggam yang rata-rata sudah mengadopsi teknologi informasi yang demikian mumpuni (relevan) dimasa kini. Kondisi inilah yang membuat kemanfaatan belajar online menjadi begitu tinggi benefitnya. Dengan proses pembelajaran online, tidak terbentur lokasi, jarak, waktu, tenaga dan tentunya biaya. Apapun yang diperoleh melalui contoh Youtube dapat menjadi inspirasi, munculnya ide/gagasan, atau filling bagi seseorang untuk dapat menerapkannya selama dianggap materi yang dipaparkan di Youtube tersebut memiliki manfaat bagi individu. Contoh lain, bagi mahasiswa yang sedang menempuh studi di Indonesia dapat mengikuti pembelajaran yang sumbernya dari ahli yang berada di luar negeri dalam upaya menekuni dan mendalami sebuah materi atau objek atau konsten yang mampu memberikan nilai ekonomi dalam menunjang nilai hidup seseorang. Contoh: seseorang ibu rutin mengikuti tayangan Youtube tentang resep masakan, dalam waktu seminggu ibu tersebut mencoba resep tersebut dan ternyata berhasil atau disukai oleh rang lain hasil praktek/karya ibu tadi, akhirnya ibu tersebut memberanikan membuka usaha kuliner, baik di rumahnya sendiri dan di lokasi lain untuk memperoleh sumber pendapatan/penghasilan guna menopang kebutuhan hidupnya. Ini sesuatu yang remeh bagi orang lain namun sangat bermanfaat bagi ibu tersebut untuk meningkatkan taraf ekonomi keluarga. Disinilah awalnya muncul usaha kuliner yang sekarang menjamur dimana-mana baik dijual secara langsung atau akhirnya masuk layanan pesan antar yang ditopang oleh GrabFood atau GoFood. Terciptalah sebuah ikatan (network) Input-Proses-Output antara penjual dan pembeli dengan interveningnya (perantaranya) adalah layanan GrabFood atau GoFood. Melalui siklus kecil ini ekonomi ditingkat lapisan masyarakat paling bawah sudah berjalan dengan baik dan menjadi meriah. Mengapa?? ya karena di satu sisi seseorang dapat menjual sesuatu, disisi lain ada lapisan masyarakat yang merasa kebutuhannya terpenuhi, serta disisi lain lagi seseorang merasa mendapat pekerjaan melalui kemunculan network tersebut, yaitu bisa mengantar pesanan ke mana-mana untuk melayani pembeli. Ini sebuah contoh kecil yang memunculkan ikatan ekonomi yang sangat menarik.

Dalam bidang pendidikan tinggi, seorang mahasiswa yang sedang kuliah dikampus A, dapat mengikuti materi pembelajaran di kampus B yang jaraknya demikian jauh ribuan kilometer dengan mudah dan senang. Ilmu yang diperolehnya kemudian dipraktekkan (hanya dibimbing oleh sebuah tutorial yang telah dipersiapkan sedemikian rupa). Mahasiswa mendapat ilmu, mendapat mafaat dan mendapat nilai ekonomi jika yang dia praktekkan tersebut mampu dia jual. Mahasiswa selain mendapatkan ilmu terapan yang sudah berhasil dia coba/praktekkan, dia juga mendapat nilai ekonomi berupa penghasilan. Seorang bapak yang awalnya seorang pengangguran tanpa penghasilan, melalui tayangan Youtube dia mengikuti sebuah pembelajaran bagaimana memnafaatkan benda-benda bekas, lalu dicobanya pelan-pelan, hasilnya mulai muncul dan memiliki nilai dan daya seni, dipajang di depan rumahnya kemudian ada yang bertanya dan menawar, dan laku terjual. Melihat kondisi ini, si bapak menjadi lebih termotivasi, bersemangat untuk mencoba membuat karya lain yang lebih berbeda dari karya sebelumnya, terus dia jalankan dan lakukan dan akhirnya dia memiliki sebuah usaha yang dijalankan dirumah. Kemudian direkam semua karyannya menggunakan telepun genggam dan dia unggah di Youtube, mulailah banjir pesanan. Sebuah luaran yang luar biasa dibidang ekonomi. Padahal awalnya bapak ini seorang pengangguran yang tanpa penghasilan. Roda ekonomi secara mikro adalah jika seseorang membuat sebuah karya, kemudian disukai oleh orang lain, kemudian terjadi tawar-menawar lalu tercipta transaksi, selanjutnya terjadi jual-beli. Inilah namanya daya guna pembelajaran daring/online melalui Youtube. Banyak kisah yang terjadi hanya melalui Youtube dan tidak dapat diceritakan satu-persatu. 

Terima Kasih dan Salam Sukses..Bagi Semua..💓🙏