Minggu, 12 Februari 2012

BAHAN AJAR BERBASIS VIDEO


Rencana penelitian yang akan dilaksanakan ini mengambil obyek tentang bahan ajar yang digunakan untuk pembelajaran di kelas, dimana bahan ajar yang digunakan melibatkan bidang perkembangan teknologi dan informasi (TIK), sehingga bentuk pembelajaran model ini bersifat metode alternatif, yakni bahan ajar berbasis video tutorial. Dalam meningkatkan motivasi belajar mahasiswa, tidak cukup hanya mengandalkan media atau metode belajar tradisional yang berupa media cetak yakni : buku, handout, modul atau lembar kertas kerja semata, harus ada media alternatif lain untuk mampu memicu proses kognitif, afektif dan psikomotorik mahasiswa ketika mengikuti perkuliahan.

Dengan menggunakan bahan ajar berbasis video tutorial, akan dicoba dikembangkan sebuah inovasi pembelajaran yang terkesan lebih menarik dan mampu merubah sikap dan persepsi mahasiswa selama ini khususnya dalam mengikuti perkuliahan di kelas, dan pada akhirnya akan memberika kontribusi berupa sebuah media yang lebih familier bagi mahasiswa dalam meningkatkan kemampuan dan prestasinya। Pembelajaran yang melibatkan TIK semakin berkembang dengan pesat bahkan beberapa universitas maju di Eropa telah menerapkannya sejak tahun 1980 silam.

Tujuan yang ingin dicapai dalam rencana penelitian ini, berupa : 1) tersedianya media alternatif yang mampu meningkatkan motivasi belajar mahasiswa, 2) tersedianya alat bantu pembelajaran berupa sebuah metode yang lebih mudah dipahami olah mahasiswa dalam menguasai materi kuliah dalam kegiatan pembelajaran, 3) menambah media pembelajaran selain yang sudah ada/dikenal selama ini dikelas, 4) terciptanya sebuah inovasi pembelajaran menggunakan perangkat bergerak seluler yang bersifat ‘mobile’ sehingga proses pembelajaran dapat dilakukan secara kontinyu oleh mahasiswa ketika sedang berada di luar kelas, 5) memberikan kontribusi bagi peningkatan kemampuan dan prestasi mahasiswa dalam menyelesaikan studi.

Di indonesia model pembelajaran bergerak dengan bahan ajar berbasis video tutorial masih jarang, meskipun telah ada yang menggunakannya seperti Binus, Unsoed, Gunadarma. Model ini yang akan dikembangkan untuk menambah motivasi dan peningkatan suasana belajar yang lebih baik bagi mahasiswa.

Senin, 28 November 2011

MARKETING DENGAN NURANI


Sering kita mendengar istilah di atas, sudah tidak asing lagi kedengarannya, namun sadarkah kita apa yang sebenarnya terkandung dalam empat P di atas, mari kita uraikan secara sederhana sesuai kenyataan yang seharusnya, bukan hanya teoritis saja, agar dapat diaplikasikan dan mendapat pemahaman yang cukup dari konsumen atau pelanggan kita. Sekaligus pemahaman bagi kita sendiri mengenai apa yang seharusnya dilakukan dalam empat P tersebut.

1. Produk: sering kita menawarkan barang kepada konsumen, dan terkadang kita agak memaksanakan kehendak agar konsumen bersedia membeli dan menggunakan produk kita. Tetapi kita tidak sadar, sudahkah barang yang kita tawarkan sesuai dengan yang diinginkan/diharapkan konsumen. Barang yang kita tawarkan memiliki arti superior atau sebaliknya inferior. Ironisnya kadang produsen atau distributornya tidak tahu atau tidak menguasai spesifikasi produknya, ini kan berbahaya, memiliki konotasi kontraproduktif dengan marketing mix yang kita lakukan. Mengingat kita menjual barang kepada konsumen apakah hanya sekali saja atau berkali-kali dalam jangka panjang. Jarang produsen atau distributor memikirkan resiko terkecil sekalipun atas barang yang di jualnya kepada konsumen atau pelanggan. Apa kelebihan dan kekurangan produk tersebut juga harus disampaikan secara jujur kepada konsumen. Agar proses konsumsi produk pada diri konsumen dapat terlindungi dengan baik. Jadi disini produsen atau distributornya harus memiliki tanggungjawab spiritual yang baik. Memahami atau mengerti bahwa produk yang kita berikan harus mampu memenuhi keinginan dan hasrat konsumen, sehingga produk memiliki manfaat yang cukup dan mampu membangkitkan kepercayaan serta pengakuan konsumennya. Produk yang memiliki “kualitas” buruk hanya akan menipu dan membuat sengsara pemakainya atau konsumennya, berarti produsen atau distributornya tidak memiliki nilai-nilai spiritual dalam marketing mix. Ingat kasus bakso mengandung borax, tahu dan daging ayam yang mengandung formalin, minuman yang mengandung tawas dan zat pewarna textil.

2. Harga: pengertian apa yang terkandung dalam marketing mix yang kedua, yaitu harga, yang dimaksud harga disini bukanlah semata-mata harga jual produknya saja namun mengandung makna lebih luas dari itu. Harga jual produk harus sepadan dengan kualitas atau manfaatnya atau sepadan dengan pengorbanan konsumen secara material, itu formula secara matematis, namun lebih dari itu makna yang terkandung adalah bahwa dalam memperoleh produk untuk memenuhi kebutuhannya, ada dua aspek yang terkandung pada diri calon pembeli yakni : (a) kemauan membeli dan (b) kemampuan membeli, keduanya tidak pernah sinkron/seimbang satu sama lain, konsumen yang cenderung mau membeli namun mereka secara ekonomi tidak mampu, apa tanggungjawab produsen atau distributor menanggapi kondisi yang demikian. Digandenglah pihak ketiga dalam menjembatani kebutuhan konsumen dalam usahanya memperoleh barang yang diinginkannya. Misal: perusahaan Leasing. Produsen yang ingin menjual produknya kepada konsumen yang benar-benar membutuhkan, ikut membantu menyediakan fasilitas pembelian yang lebih mudah sehingga dapat terjangkau dengan baik dan tujuan produsen tercapai dalam memasarkan produk-produknya.

3. Tempat/Segmen: sebenarnya dalam menjual produk, tidak asal jual, tidak asal menawarkan, apakah produsen atau distributor menyadari sepenuhnya, siapa dan berada dimana calon komsumen yang tepat, untuk menawarkan produk-produknya, bukan ditawarkan kepada setiap individu, penjualan model demikian tidak berdasarkan strategi yang tepat, produk asal laku dan terbeli. Siapa konsumen yang pas untuk produk tersebut. Kadang strategi yang pas harus digali dilapangan setelah bertemu dengan konsumen, atau melalui perantara info atau pemahaman terhadap kondisi. Sesuai dengan tahap-tahap dalam pemasaran yang benar dan tepat. Sering strategi yang benar di dapat dari hasil penguasaan lapangan, memahami budaya membeli calon konsumen atau mungkin budaya keluarga. Misal, produk kita tawarkan di Jawa Timur, padahal konsumen potensial berada di Maluku, berarti segmennya kurang tepat, dan cenderung tidak efisien. Kebutuhan konsumen biasanya digali melalui sebuah media yang bersifat umum, apakah media cetak atau media elektronik bahkan melalui internet, pembukaan pasar cenderung bersifat luas setelah produsen atau distributor memperoleh informasi yang cukup, sebagai bahan pertimbangan dalam mempersiapkan strategi yang lebih konkrit ke depan. Pembukaan pasar yang kurang tepat bagi produk akan membuat produk cenderung surut dan dijauhi oleh konsumen yang sebelumnya kita anggap memiliki potensi, misal: penjualan properti, pemasaran mobil bekas, atau dalam hal mendirikan kantor cabang baru. Strategi dapat dibuat dengan baik jika mata dan pikiran kita memiliki daya dan kapasitas yang tepat dan didukung oleh pengalaman atau informasi yang jelas. Maka proses pemasaran produk akan menuai hasil yang sesuai harapan/target.

4. Promosi: istilah promosi kita ganti dengan bukti atau kompensasi! Produsen dalam memperkenalkan produknya cenderung menilai produknya nomor 1 bukan nomor 2. Jika konsumen membeli atau mengkonsumsi produk tersebut, dikemudian hari timbul masalah, apakah produsen mampu mengantisipasi dengan baik atau malah lari dari tanggungjawab?!!, kadang hal ini kurang terpikir dengan baik dalam jangka panjang. Memasarkan asal memasarkan, menjual asal menjual. Ini bukan langkah yang baik. Seharusnya produsen harus menyediakan fasilitas tertentu dalam melayani konsumen saat konsumen menjumpai masalah dalam proses penggunaan produknya. Jika masalah tidak teratasi maka produsen harus “berani” memberi kompensasi kepada konsumen agar konsumen lega dan gembira bukan membuat mereka sengsara. Jarang produsen memahami ini, apalagi bersedia melayani secara baik. Hanya perusahaan berkaliber internasional dan didukung teknologi informasi yang mapan, yang telah melakukannya dengan baik. Konsumen jika ingin memperoleh produk dengan cepat, maka produsen atau melalui agent atau distributornya harus menyediakan fasilitas pembayaran yang flesibel sesuai kemampuan dan daya beli konsumennya, ini juga harus disertakan dalam promosi dan komitmen perusahaan harus dipegang dengan kuat sesuai janji. Dalam promosi ada pesan khusus yang diemban di dalamnya, yakni bersedia membantu konsumen sebaik mungkin yang mampu memberikan manfaat pada kedua belah pihak secara baik dan tepat.

Jumat, 25 November 2011

MANFAAT ROKOK BAGI TUBUH


Menurut Woodrow Wyatt, peneliti dari Inggris dalam artikel yang di muat di The Times (Juli 1994), orang merokok di Glasgow tidak lebih banyak dari mereka yang ada di Bournemouth (kota sebelah selatan Glasgow). Tapi ternyata angka penderita penyakit jantung di Glasgow lebih banyak dari pada di Bournemouth.

Orang Yunani yang mendapat subsidi tembakau dari Uni Eropa, merupakan perokok terberat di dunia, namun angka rata-rata penderita kanker wanita terendah dan terendah kedua bagi pria. Demikian pula untuk penyakit jantung dan pernafasan, sangat sedikit. Hal ini di sebabkan orang Yunani banyak mengkonsumsi ikan dan minyak zaitun yang mengandung lemak tak jenuh ganda.

Seorang ahli THT ternama di AS mengatakan, bahwa ia menyarankan pada mantan perokok yang terserang batuk, untuk menghisap dua batang rokok sehari, dan hal itu menyembuhkan mereka.

Dr. James Le Fanu di AS menulis: “Perokok mempunyai resiko 50% lebih sedikit terkena penyakit alzheimer (pikun), dan banyak perokok yang mempunyai perlindungan lebih banyak dari penyakit ini.” The New England Journal of Medicine tahun 1985 menulis, para perokok yang terkena kanker endometrik kandungan 50% lebih sedikit daripada nonperokok.

Menurut artikel di Journal of The American Medical Association, penyakit kanker usus dan ulcerative, 30-50% lebih besar berpotensi menyerang nonperokok.

The American Government’s Health and Nutrition Examination Survey, menemukan kemungkinan osteoarthritis menyerang perokok berat 5 kali lebih kecil daripada nonperokok.

Menurut Prof. Petrus Budi Santoso, rokok bisa menolong manusia dari terkaman parkinson (sindrom yang membuat organ tubuh bergetar liar dan susah di kontrol). Sebab, dalam rokok terdapat nikotin yang dapat menghambat berkurangnya sel-sel di otak, yang mengakibatkan gangguan pada saraf. Ahli penyakit saraf di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga itu mengaku pernah meneliti dampak nikotin terhadap parkinson pada tahun 1987. Ia meneliti 100 pria perokok dan 100 pria tak merokok, yang semuanya penderita parkinson. Mereka rata-rata berusia di atas 50 tahun. “Ternyata mereka yang perokok tidak cepat parah penyakitnya,” katanya.

Di Inggris, pada akhir perang dunia ke dua, penderita jantung mengalami penurunan secara drastis padahal jumlah perokok waktu itu sangat tinggi.

Berikut beberapa riset yang menguak manfaat rokok bagi kesehatan manusia. Saya bukan seorang dokter atau peneliti bidang kesehatan, jadi pembahasan ilmiah tentang isi warta ini bisa diperdebatkan oleh para pakar sendiri.

1. Merokok Mengurangi Resiko Parkinson

Banyak bukti yang menunjukkan bahwa merokok melawan penyakit Parkinson. Sebuah penelitian terbaru menambah kuat bukti sebelumnya yang melaporkan bahwa merokok dapat melindungi manusia dari penyakit Parkinson. Secara khusus, penelitian baru tersebut menunjukkan hubungan temporal antara kebiasaan merokok dan berkurangnya risiko penyakit Parkinson. Artinya, efek perlindungan terhadap Parkinson berkurang setelah perokok menghentikan kebiasaan merokoknya. [2]

Studi lain mengenai pengaruh positif merokok terhadap Parkinson Desease (PD) adalah sebuah penelitian terhadap 113 pasangan kembar laki-laki. Tim peneliti yang dipimpin oleh Dr Tanner terus melihat perbedaan yang signifikan ketika dosis dihitung sampai 10 atau 20 tahun sebelum diagnosis. Mereka menyimpulkan bahwa temuan ini menyangkal pernyataan bahwa orang yang merokok cenderung memiliki PD. [3] Masih banyak penelitian yang lainnya mengenai kebiasaan merokok yang berguna melawan Parkinson. [4]

2. Perokok lebih kuat dan cepat sembuh dari serangan jantung dan stroke

Penelitian besar menunjukkan manfaat lain merokok, yakni manfaat terhadap restenosis atau penyempitan pembuluh darah yang menyebabkan aliran darah menjadi terbatas, seperti pembuluh darah ke jantung (cardiovaskular disease) atau ke otak (stroke) Perokok memiliki kesempatan yang lebih baik untuk bertahan hidup dan penyembuhan yang lebih cepat. [5]

Penelitian lain menyebutkan karbon monoksida dapat mengurangi serangan jantung dan stroke. Karbon monoksida merupakan produk sampingan dari asap tembakau. Sebuah laporan menunjukkan tingkat sangat rendah dari karbon monoksida dapat membantu para korban serangan jantung dan stroke. Karbon monoksida menghambat pembekuan darah, sehingga melarutkan gumpalan berbahaya di pembuluh arteri.

Para peneliti memfokuskan pada kemiripan yang dekat antara karbon monoksida dengan oksida nitrat yang menjaga pembuluh darah tetap melebar dan mencegah penumpukan sel darah putih. Baru-baru ini oksida nitrat telah ditingkatkan statusnya dari polutan udara biasa menjadi penghubung fisiologis terpenting kedua secara internal. Oleh karena itu tidak akan mengherankan kalau karbon monoksida secara paradoks dapat menyelamatkan paru-paru dari cedera akibat penyumbatan pembuluh darah ke jantung (cardiovascular blockage).[6]

3. Merokok mengurangi resiko penyakit susut gusi yang parah

Dulu disebutkan bahwa tembakau adalah akar semua permasalahan penyakit gigi dan mulut. Padahal sebuah studi menunjukkan bahwa sebenarnya perokok berisiko lebih rendah terhadap penyakit gusi. [7]

4. Merokok mencegah asma dan penyakit karena alergi lainnya

Sebuah studi dari dua generasi penduduk Swedia menunjukkan dalam analisis multi variasi, beberapa anak dari para ibu yang merokok sedikitnya 15 batang sehari cenderung memiliki peluang yang lebih rendah untuk menderita alergi rhino-conjunctivitis, asma alergi, eksim atopik dan alergi makanan, dibandingkan dengan anak-anak dari para ibu yang tidak pernah merokok. Anak-anak dari ayah yang merokok sedikitnya 15 batang rokok sehari memiliki kecenderungan yang sama. [8]

5. Nikotin membunuh kuman penyebab tuberculosis (TBC)

Suatu hari Nikotin mungkin menjadi alternatif yang mengejutkan sebagai obat TBC yang susah diobati, kata seorang peneliti dari University of Central Florida (UCF). Senyawa ini menghentikan pertumbuhan kuman TBC dalam sebuah tes laboratorium, bahkan bila digunakan dalam jumlah kecil saja, kata Saleh Naser, seorang profesor mikrobiologi dan biologi molekuler di UCF. Kebanyakan ilmuwan setuju bahwa nikotin adalah zat yang menyebabkan orang menjadi kecanduan rokok. [9]

6. Merokok mencegah kanker kulit yang langka

Seorang peneliti pada National Cancer Institute berpendapat bahwa merokok dapat mencegah pengembangan kanker kulit yang menimpa terutama orang tua di Mediterania wilayah Italia Selatan, Yunani dan Israel. Bukan berarti merokok disarankan untuk populasi itu, kata Dr James Goedert, namun yang penting adalah merokok tembakau dapat membantu untuk mencegah kanker yang langka bentuk. Dan ini adalah sebuah pengakuan dari peneliti di National Cancer Institute bahwa ada manfaat dari rokok. [10]

7. Merokok mengurangi resiko terkena kanker payudara

Sebuah penelitian baru dalam jurnal dari National Cancer Institute (20 Mei 1998) melaporkan bahwa pembawa mutasi gen tertentu (yang cenderung sebagai pembawa kanker payudara), yang merokok selama lebih dari 4 pak tahun (yaitu, jumlah pak per hari dikalikan dengan jumlah lamanya tahun merokok) menurut statistik ternyata mengalami penurunan signifikan sebesar 54 persen dalam insiden kanker payudara bila dibandingkan dengan pembawa yang tidak pernah merokok. Salah satu kekuatan dari penelitian ini adalah bahwa penurunan insiden melebihi ambang 50 persen. [11]

8. Nitrat Oksida dalam nikotin mengurangi radang usus besar

Nikotin mengurangi aktivitas otot melingkar, terutama melalui pelepasan nitrat oksida, dalam kasus ulcerative colitis (UC) atau radang usus. Temuan ini dapat menjelaskan beberapa terapi manfaat dari nikotin (dan merokok) terhadap UC dan dapat menjelaskan mengenai disfungsi penggerak kolon pada penyakit aktif. [12]

9. Efek transdermal nikotin pada kinerja kognitif (berpikir) penderita Down Syndrome

Sebuah penelitian mengenai pengaruh rangsangan nikotin-agonis dengan 5 mg jaringan kulit implan, dibandingkan dengan plasebo (obat kontrol), pada kinerja kognitif pada lima orang dewasa dengan gangguan. Perbaikan kemungkinan berhubungan dengan perhatian dan pengolahan informasi yang terlihat pada pasien Down Syndrom dibandingkan dengan kontrol kesehatannya. [13]

Down syndrome adalah penyakit yang disebabkan adanya kelainan pada kromosom 21 pada pita q22 gen SLC5A3, yang dapat dikenal dengan melihat manifestasi klinis yang cukup khas. Kelainan yang berdampak pada keterbelakangan pertumbuhan fisik dan mental anak ini pertama kali dikenal pada tahun 1866 oleh Dr.John Longdon Down. [14]


10. Merokok baik bagi ibu hamil untuk mencegah hipertensi di masa kehamilan dan penularan ibu-anak infeksi Helicobacter pylori

Konsentrasi urin cotinine (tembakau yang bermetabolis di dalam tubuh) mengkonfirmasi berkurangnya risiko Preeklamsia dengan paparan tembakau Eksposur. Preeklamsia adalah kondisi medis di mana hipertensi muncul dalam kehamilan (kehamilan dengan hipertensi) yang bekerjasama dengan sejumlah besar protein dalam urin. Studi ini, meskipun kecil, menunjukkan salah satu manfaat dari merokok selama kehamilan. "Temuan ini, diperoleh dengan menggunakan uji laboratorium, mengkonfirmasi penurunan risiko preeklamsia berkembang dengan paparan tembakau (Am J Obstet Gynecol 1999;. 181:1192-6.) [15]

Sebuah penelitian lain menemukan hubungan terbalik yang kuat antara ibu yang merokok ibu dan infeksi Helicobacter pylori di antara anak-anak prasekolah, di mana ditunjukkan kemungkinan bahwa penularan ibu-anak berupa infeksi mungkin kurang efisien jika ibu merokok. Untuk mengevaluasi hipotesis ini lebih lanjut, dilakukan studi berbasis populasi di mana infeksi H. pylori diukur dengan 13C-urea breath test (tes kandungan urea pada nafas) dalam 947 anak-anak prasekolah dan ibu-ibu mereka. Kami memperoleh informasi rinci tentang faktor-faktor risiko potensial untuk infeksi, termasuk ibu merokok, dengan menggunakan kuesioner standar. Secara keseluruhan, 9,8% (93 dari 947) dari anak-anak dan 34,7% (329 dari 947) dari ibu-ibu telah terinfeksi. Prevalensi (rasio jumlah kejadian penyakit dengan unit pada populasi beresiko) infeksi jauh lebih rendah di antara anak-anak dari ibu yang tidak terinfeksi (1,9%) dibandingkan pada anak-anak dari ibu yang terinfeksi (24,7%). Ada hubungan terbalik yang kuat infeksi anak-anak dengan ibu yang merokok (odds rasio atau penyimpangan disesuaikan = 0,24; interval kepercayaan 95% = 0,12-0,49) di antara anak-anak dari ibu yang terinfeksi, tetapi tidak di antara anak-anak dari ibu yang terinfeksi. Hasil ini mendukung hipotesis dari peran utama untuk penularan ibu-anak berupa infeksi H. pylori, yang mungkin menjadi kurang efisien jika si ibu merokok. [16]

Barangkali anda mencurigai bahwa riset-riset ini didanai oleh perusahaan rokok. Tapi riset-riset ini tidak pernah dipublikasikan secara meluas, kalau memang bertujuan mendukung promosi rokok. Sedangkan informasi ilmiah mengenai bahaya merokok sangat dominan.

Sumber : gudangvirtual.blogspot.com

Sabtu, 28 Mei 2011

ESTIMASI MELALUI PERSAMAAN DALAM REGRESI DUMMY

Tujuan menggunakan regresi berganda dummy adalah memprediksi besarnya nilai variabel tergantung/dependent atas dasar satu atau lebih variabel bebas/independent, di mana satu atau lebih variabel bebas yang digunakan bersifat dummy. Variabel dummy adalah variabel yang digunakan untuk membuat kategori data yang bersifat kualitatif (data kualitatif tidak memiliki satuan ukur), agar data kualitatif dapat digunakan dalam analisa regresi maka harus lebih dahulu di transformasikan ke dalam bentuk Kuantitatif. contoh data kualitatif misal jenis kelamin adalah laki-laki dan perempuan, harus di transform ke dalam bentuk Laki-laki = 1 ; Perempuan = 0. atau tingkat pendidikan misal SMA dan Sarjana, maka diubah menjadi SMA = 0 ; Sarjana = 1, skala yang terdiri dari dua yakni 0 dan 1 disebut kode Binary, sedangkan persamaan model yang terdiri dari Variabel Dependentnya Kuantitatif dan variabel Independentnya skala campuran : kualitatif dan kuantitatif, maka persamaan tersebut disebut persamaan regresi berganda Dummy. Dalam kegiatan penelitian, kadang variabel yang akan diukur bersifat Kualitatif, sehingga muncul kendala dalam pengukuran, dengan adanya variabel dummy tersebut, maka besaran atau nilai variabel yang bersifat Kualitatif tersebut dapat di ukur dan diubah menjadi kuantitatif.

Berikut akan dijelaskan mengenai bagaimana cara menggunakan persamaan estimasi yang telah di peroleh melalui analisa regresi berganda Dummy, ingat ada tiga variabel yang digunakan dalam persamaan model yakni : variabel Gaji merupakan variabel kuantitatif, variabel Gender terdiri dari 0 : perempuan dan 1 : pria ; variabel Pendidikan terdiri dari 0 : SMA dan 1 : Sarjana (variabel Gender dan Didik adalah variabel kualitatif) dan variabel yang terakhir adalah variabel Usia merupakan variabel kuantitatif.

Persamaan Estimasi yang telah di peroleh adalah:

Gaji = 128,859 + 30,016 gender + 28,629 didik + 1,396 usia
(angka-angka dalam persamaan estimasi ini diperoleh melalui analisa regresi berganda Ancova yang telah dijelaskan lewat tutorial artikel sebelumnya).

Bagaimanakah estimasi gaji yang diterima seorang laki-laki (kode 1) yang berusia 42 tahun dengan pendidikan terakhir adalah Sarjana (kode 1) ?
jawabnya adalah :
Gaji = 128,859 + 30,016 ( 1 ) + 28,629 ( 1 ) + 1,396 ( 42 )
Gaji = 128,859 + 30,016 + 28,629 + 58,632
Gaji = Rp. 246,136,00

Sebaliknya jika seorang perempuan (kode 0), pendidikan Sarjana (kode 1) dan berusia 28 tahun, berapa estimasi Gaji yang diterimanya ?

Gaji = 128,859 + 30,016 ( 0 ) + 28,629 ( 1 ) + 1,396 ( 28 )
Gaji = Rp. 196,576,00

Jika seorang laki-laki dan perempuan, pendidikannya sama-sama Sarjana dan usianya juga sama-sama 35 tahun, siapa yang lebih banyak mendapatkan Gaji ? estimasinya sebagai berikut :

Gaji = 128,859 + 30,016 ( 0 ) + 28,629 ( 1 ) + 1,396 ( 35 ) = Rp. 206,348,00 ( gaji perempuan )
Gaji = 128,859 + 30,016 ( 1 ) + 28,629 ( 1 ) + 1,396 ( 35 ) = Rp. 236,364,00 ( gaji laki-laki )

Melalui estimasi berdasar Gender di atas dapat diketahui bahwa Gaji yang diterima karyawan berjenis kelamin laki-laki lebih banyak dibandingkan gaji yang diterima oleh karyawan berjenis kelamin perempuan.

Sekian tutorial mengenai regresi berganda Dummy, sampai jumpa pada tutorial tentang regresi berganda yang lainnya pada artikel berikutnya.

Jumat, 27 Mei 2011

REGRESI BERGANDA ANCOVA


REGRESI LINIER BERGANDA ANCOVA

■■ REGRESI BERGANDA ANCOVA:

Menurut pendapat Harry Moetriono yang disampaikan pada pelatihan alat analisa penelitian tahun 2006 di Universitas Narotama Surabaya, yang dimaksud regresi berganda ancova adalah sebuah persamaan model regresi di mana variabel bebas terdiri dari skala campuran yakni interval, ratio dengan nominal atau kategorik, sedangkan variabel tidak bebas berskala ratio atau interval. Dengan demikian sebuah analisa regresi berganda ancova, terdiri dari variabel dengan skala yang berbeda-beda antara variabel bebas dengan variabel tidak bebas.
Untuk memberikan ilustrasi mengenai analisa regresi berganda ancova berikut disajikan data mengenai gaji, gender, pendidikan, usia dan bidang pekerjaan sebagai berikut (data hanya ditampilkan sebagian saja) :
Dengan model persamaan di atas akan dicoba untuk dianalisa apakah ada pengaruh signifikan variabel bebas terhadap variabel tidak bebas yakni variabel gender, pendidikan, usia dan bidang pekerjaan terhadap gaji. Pada intinya analisa regresi linier berganda model ancova tidaklah jauh berbeda dengan analisa regresi linier berganda model ordinal seperti yang telah dijelaskan pada bab 5, hanya skala penyajian data saja yang berbeda pada analisa regresi linier berganda ancova.

■■ MEMBENTUK PERSAMAAN MODEL:
Sebelum analisa dilakukan, terlebih dahulu kita bentuk persamaan model untuk regresi berganda ancova sebagai berikut :


Dimana : Y = Bo + B1.X1 + B2.X2 + B3.X3 + e

Y = gaji yang diterima pekerja
X1= persamaan gender
X2= tingkat pendidikan
X3= usia pekerja
ßo = konstanta regresi
ß1, ß2, ß3, = koefisien regresi
e = variabel pengganggu

Dari persamaan model di atas, kita mencoba untuk mengetahui dan mengukur apakah variabel persamaan gender, tingkat pendidikan, usia pekerja dan bidang pekerjaan mempunyai pengaruh signifikan terhadap penetapan gaji yang dibayarkan kepada pekerja dan berapa besar determinasi (sumbangan/kontribusi) variabel bebas terhadap variabel tidak bebas.

PENYAJIAN HASIL ANALISA:
(LIHAT TABEL DI ATAS)
Dari rekap hasil analisa regresi di atas, dapat disusun persamaan estimasi dalam bentuk :

Ỷ = 128.859 + 30.016 X1 + 28.629 X2 + 1.396 X3

INTERPRETASI:

Penjelasan yang dapat diberikan dari tabel 6.2 di atas yakni dapat diketahui bahwa hubungan antara ketiga variabel bebas : gender, tingkat pendidikan, dan usia pekerja adalah positif terhadap variabel gaji pekerja, artinya variabel gaji pekerja memiliki keterkaitan secara linier dengan gender, tingkat pendidikan dan usia pekerja. Hal ini mengandung makna bahwa penetapan gaji pekerja tergantung pada gender, tingkat pendidikan dan usia pekerja. Sedangkan secara linier hubungan di atas dapat diuraikan melalui tanda aljabar pada masing-masing koefisien regresi yakni : jika X1 ditingkatkan sebesar satu satuan unit maka hal ini akan berdampak meningkatnya gaji sebesar 30.016 satuan dan variabel lain dianggap konstan, demikian pula untuk variabel kedua yakni tingkat pendidikan yakni jika tingkat pendidikan naik sebesar satu satuan unit maka hal ini akan berdampak meningkatnya gaji sebesar 28.629 satuan dan variabel lain dianggap konstan dan terakhir untuk variabel ketiga usia pekerja jika meningkat satu satuan unit maka akan diikuti oleh meningkatnya gaji sebesar 1.396 satuan dan variabel lain dianggap konstan. Melalaui persamaan estimasi dapat digambarkan bahwa perubahan atau variansi gaji pekerja sangat tergantung dari perubahan atau variansi ketiga variabel bebas dalam persamaan model. Sehingga dapat dikatakan arah hubungan ketiga variabel bebas terhadap variabel gaji adalah positif.
Hubungan secara global antara ketiga variabel bebas dengan variabel gaji adalah 0.869 arah hubungan positif dan sangat kuat.