Kamis, 13 Mei 2010

PENDALAMAN WIRAUSAHA MAHASISWA


Latar Belakang

Wirausaha berkonotasi dengan kejelian, kemampuan mencari celah dan peluang, kemauan untuk melakukan secara benar, memiliki keberanian, memiliki kesanggupan, memiliki daya tahan/kontinyuitas, berani menghadapi resiko, tahan banting dalam berbagai situasi, dalam ekonomi yang semakin sulit justru semakin bangkit daya kreatifnya, mampu ber-instuisi sehingga mampu bersaing, punya keberanian untuk mencoba, memulai, kemauan untuk terus bertahan dan berkembang, kemauan untuk melakukan inovasi (sesuatu yang benar-benar baru) dan bukan asal meniru, memiliki jiwa berkelana, berkemauan untuk mengorbankan sesuatu jika harus perlu, dan lain-lain, kata-kata tersebut merupakan sederet kata kunci jika seseorang ingin membuka peluang sendiri dalam bidang wirausaha. Wirausaha merupakan aura positif yang dikembangkan dari dalam diri sendiri, buikan hasil pinjam dari orang lain, ini merupakan modal yang paling hebat bagi seseorang untuk dapat meraih tangga sukses dan keberhasilan. Pendidikan di Indonesia memang dilematif dan masih rancu, namun usaha-usaha perbaikan ke arah sana telah muncul, misal: SMK sekarang sudah berbeda dengan sekolah kejuruan di jaman Orba. Siswa-siswa SMK sekarang punya ketrampilan yang luar biasa (saat masih menemupuh pendidikan dan setelah lulus) hal ini merupakan modal utama bagi mereka untuk bisa mandiri dalam membuka usaha bagi dirinya sendiri, dan tidak menggantungkan hidup pada lapangan kerja.
Jika sebuah universitas mampu membuat gebrakan baru, dimana lulusannya minimal 70% siap ber-wirausaha, ini merupakan kondisi yang luar biasa, bisa jadi pemerintah akan menjadikan universitas tersebut sebagai proyek percontohan bahkan mungkin bisa dijadikan mitra kerja oleh pemerintah. Mengingat pemerintah sekarang (dalam hal pendidikan) haus dengan kemajuan-kemajuan, dengan anggaran yang seadanya berusaha untuk bangkit dan berubah. Ini ditandai dengan adanya hibah-hibah di bidang kewirausahaan, yang nilainya tidak kecil jika di total secara agregate.

GEMA UNIVERSITAS

Semakin banyak univeritas yang serius melirik bidang wirausaha bagi lulusannya, agar mereka lebih mandiri setelah lulus jenjang pendidikan S1 dan siap siap berkolaborasi dengan masyarakat setelah menjalankan bidang usaha secara mandiri tersebut, ada sebuah univeritas melatih mahasiswa untuk mahir membuat sendal jepit, ada yang melatih mahasiswa mahir berusaha di bidang perikanan air tawar, ada yang membekali mahasiswanya dengan ilmu budidaya jamur merang, ada yang membekali mahasiswanya mahir membuat pigura berbahan bambu, ada yang membekali mahasiswanya mahir membuat cendera mata. Ada yang melatih mahasiswa membuat hadycraft berbahan kaca, ada yang melatih membuat lampu hias, dan lain-lain yang kesemuanya orientasi ke pasar ekspor. Karena pembeli domestik persentasenya kecil di bawah 10%. Sebagian besar pembeli adalah importir mancanegara, Jepang, Swis, Jerman, Inggris, Australia, Canada, Timur Tengah.

GEMA UNIVERSITAS NAROTAMA

Seperti yang pernah diungkap sebelumnya, untuk membuat lulusan yang ‘mahir’ wirausaha maka internal univeritas Narotama harus berubah total, semuanya tanpa kecuali, persepsi dan sikap pengajar, karyawan, peralatan / sarana mengajar, materi mengajar, ruangan tempat belajar, laboratoriumnya tempat praktikum, event-event universitas lebih banyak bernuansa wirausaha baik bagi mahasiswa dan untuk umum. Khusus kurikulum, boleh tetap 144 sks namun mata kuliah tidak perlu banyak seperti kondisi sekarang, membuat mahasiswa sering ‘booring’ ketika masuk kelas. Mata kuliah sebanyak sekarang sering menjadi ‘beban’ bagi mahasiswa dan ini merupakan kontradiktif dengan tujuan pengajaran. Mata kuliah cukup 20 saja namun sks nya diperbesar, lebih banyak praktek daripada teori. Lebih banyak kunjungan lapangan daripada tatap muka di kelas, lebih banyak ‘percobaan’ (eksperimen) dari pada ‘pengungkapan” atau kajian. Untuk apa sering diskusi jika tidak ada tindak lanjut di lapangan dan implementasi.?? Lama-lama diskusi jadi menjenuhkan. Seseorang yang mahir/expert komputer boleh mengajari mahasiswanya komputer, mahasiswa lama-lama ikut jadi expert, dosen yang tidak punya persepsi, sikap dan ilmu wirausaha apakah mampu dan bisa mengajari mahasiswa tentang wirausaha?? Mampu namun hanya sekedar wacana saja!! Sebuah universitas di Indonesia tetap akan kerdil seperti Bonsai jika peraturan pemerintah (Diknas, Dikti, Ban-PT dll) tidak akomodatif dan tidak mampu menterjemahkan ‘aspirasi’ seluruh PTS yang ada di Indonesia. Jika universitas Narotama punya moto baru seperti judul tulisan ini maka pemerintah secara transparan ikut membantu, dengan cara apapun. Jika mengajukan hibah dimana hibah tersebut untuk bidang kewirausahaan maka enam bulan sebelum hibah diajukan harusnya pemerintah membina dengan jalan mengirim petugasnya ke universitas Narotama,(menyiapkan dan menyusun) sehingga pada saatnya yang telah ditentukan, universitas Narotama benar-benar layak menerima hibah tersebut, nah jika pemerintah bersedia seperti itu, ancungan jempol, artinya bertindak akomodatif.

PERUBAHAN KONTEN DAN BUDAYA KULIAH

Berbeda dengan kurikulm sebelumnya, kurikulum yang di disain harus mencerminkan jiwa wirausaha bagi peserta didik / mahasiswa, bagaimana menunbuhkan jiwa wirausaha mulai dini (semester satu dan dua), apakah peserta didik paham bahwa mereka kelak akan mandiri setelah lulus jenjang S1 dengan bergelut pada bidang aktivitas dan dunia wirausaha, fokus kurikulum ini rasanya hanya pada mahasiswa reguler pagi, sedangkan reguler sore dan mahasiswa intensif rata-rata telah memiliki pekerjaan. Apakah mahasiswa reguler sore dan mahasiswa intensif bersedia diberi ‘ilmu’ yang akan memberi mereka peluang untuk buka usaha secara mandiri / sampingan selain pekerjaan utama mereka. Men-disain kurikulum agar bisa memiliki ‘nyawa’ wirausaha tidaklah mudah, apalagi secara ter-integritas, yang ada selama ini di PTS bersifat parsial. Sanggupkah universitas Narotama mewujudkan jiwa wirausaha bagi lulusannya ? jelas mungkin, maka dari itu mulai sekarang kita rombak semuanya yang ada di internal kampus secara perlahan-lahan (bukan grusa-grusu, akhirnya membisu), dengan target lima tahun lagi univ. Narotama harus mampu ‘mencetak’ wirausahawan (entrepreneur) dengan gaya Narotama sendiri dan tidak meniru gaya-gaya lain. Kegiatan ‘mencetak’ wirausahawan jelas akan membantu dan meringankan beban pemerintah (Presiden, Menteri Pendidikan, Kadepnakertrans) dan pihak-pihak lain yang berhubungan dengan aktivitas peningkatan kemandirian bangsa.

INCLUSIDE WIRAUSAHA DI NAROTAMA

Setelah kurikulum berubah, dosen berubah, fasilitas berubah, sarana berubah, gedung berubah, sikap berubah, persepsi berubah, kemauan berubah, gebrakan berubah, apalagi yang harus dirubah. Kampus Narotama harus banyak melakukan kerjasama secara eksplisit guna mewujudkan cita-cita wirausahawan bagi lulusannya. Salah satu cara, bisa jadi semakin banyak doktor-doktor baru yang masuk ke kampus Narotama, dan mereka secara exclusife memiliki kemampuan (expert) dan pengalaman wirausaha yang baik guna mendidik dan melatih insan-insan kampus Narotama agar tahu, paham, ngerti dan bisa wirausaha, sehingga nantinya mahasiswa mandiri dan mampu mencari duit, dosennya juga mandiri dan mampu mendatangkan duit, bagi dirinya sendiri dan juga bagi kampus. Termasuk di dalamnya harus merombak BUDAYA KERJA DAN BUDAYA KAMPUS/PERUSAHAAN.

Setelah lulus dari Narotama, bisa jadi alumni hukum, ekonomi, fasilkom dan teknik sipil, berkumpul dan berintegrasi untuk membuka usaha baru dan dijalankan bersama sesuai disiplin ilmunya masing-masing. Sedangkan usaha secara individu justru lebih ditekankan secara mendalam, karena ini lebih mengutamakan kreatifitas individunya.

Contoh usaha sepele namun dapat menghasilkan sesuatu yang besar (omzet belasan hingga puluhan juta per bulan) :

A. KEGIATAN WIRAUSAHA INDIVIDU ( MANUFAKTUR )
Mahasiswa dikenalkan untuk bisa membuat dan memproses:
1. Asbak rokok dari bahan bambu
Bahan utama bambu, harus punya daya kreasi dalam seni ukir dan pahat, bahan bambu dapat dikombinasi dengan kain, finishing menggunakan pernis, dapat berbahan bambu basah dan kering. Pasar : rumah makan, depot, hotel.
2. Asbak rokok dari bahan batok kelapa
Bahan batok kelapa tua, dapat dikombinasi dengan bambu, finishing dengan seni pahat dan ukit, di pernis. Tergantung kemampuan individu dalam ber-olah seni.
3. Asbak rokok dari bahan tanah liat di cat
Bahan utama tanah liat, proses menggunakan tangan, tak butuh keahlian tinggi, namun kaya akan disain, finishing di cat.
4. Baki dari bahan bambu
100% berbahan bambu tua yang telah kering, kemampuan olah disain, variasi, butuh alat kerja, dapat di pernis atau burning / disain bercak. Pasar : rumah tangga, kantor, rumah makan, hotel, depot.
5. Bonsai dari bahan tanaman liar
Semua jenis tanaman liar, yang memiliki batang lentur. Dasar menggunakan pot, pot di cat, memiliki jiwa seni dan kreasi olah tanaman. Pasar : hotel, rumah makan, rumah tangga, villa, perkantoran.
6. Budidaya belut untuk keripik
Mudah ditemukan di Indonesia, dapat dibudidayakan, digoreng campur tepung bumbu, dan dapat dikombinasi dengan bayam. Pasar : rumah makan, depot, pusat penjualan oleh-oleh.
7. Bunga hias dari bahan enceng gondok
Tanaman liar yang banyak tumbuh di sungai dan mudah di jumpai di mana-mana, daun dikeringkan kemudian di olah menjadi rangkaian tertentu dengan disain unik, menjadi bunga hias, hiasan dinding.
8. Handycraft dari bahan limbah kayu
Limbah kayu dapat dibentuk menjadi gantungan kunci, boneka, asbak, pigura, tempat korek api, hiasan meja.
9. Hiasan dari bahan sisa-sisa kaca untuk ornamen rumah
Bentuk usaha ini homeindustri, yaitu merangkai potongan-potongan kaca bekas, sedemikian rupa. Dapat dijadikan rumah lilin, asbak, rumah lampu hias, vas bunga.
10. Hiasan dinding (pigura) dari bahan daun-daun kering
Daun tanaman yang telah kering dapat dibuat disain bunga, kombinasi kulit bawang putih, daun pandan, ditempel pada sehelai kain membentuk hiasan tertentu, kemudian di bingkai dengan pigura dengan cover kaca.
11. Rumah lampu hias dari bahan botol aqua bekas.
Dapat dikombinasikan dengan, kawat, kain dengan disain tertentu, memiliki nilai jual tinggi, penggunaan untuk umum, pasar luas.
12. Hiasan dinding berbahan kabel bekas
Untaian kabel bekas menjadi hiasan dengan motif tertentu, dapat berbentuk semi lukisan dan dan diberi bingkai pigura.
13. Hiasan dinding dari bahan sampah pasar
14. Jamu tradisional berbahan sari tanaman obat
15. Kaligrafi dari batang bambu
16. Kaligrafi dari cangkang telur
17. Kaligrafi dari kertas singkong
18. Kerajinan tas plastik berbahan limbah plastik (plastik bekas)
19. Keripik belut bayam
20. Keripik dari bahan tulang ayam
21. Keripik dari bekicot
22. Keripik kedelai
23. Keripik usus ayam
24. Lampu hias dari botol aqua bekas
25. Layangan hias untuk hiasan dinding
26. Lukisan dari cangkang telus
27. Lukisan dinding dari bahan biji kacang hijau mentah
28. Minyak gosok dari daun cengkeh kering
29. Pembuatan pakan ikan dari tumbuh-tumbuhan
30. Peralatan makan dan minum dari bahan batok kelapa
31. Pigura berbahan kertas bekas
32. Piring makan dari ayaman rotan dengan komplementer kertas
33. Plafon rumah berbahan anyaman bambu
34. Sate berbahan bekicot sawah ( bahasa bali : Kakul )
35. Selai / camilan manis dari bahan singkong
36. Seni pahat kayu sawo untuk ornamen luar rumah ( Bali )
37. Serat pohon pisang untuk bahan pembuatan handycraft
38. Tatakan untuk jagang sepeda motor
39. Telur asin berbahan telur ayam
40. Topi pramuka dari anyaman serat bambu dan serat batang pohon pisang
41. Ukiran batu apung untuk ornamen bangunan (kantor, gedung dan rumah)
42. Wallpaper dinding berbahan anyaman bambu
43. Daun pintu dan jendela berbahan bambu
44. Berbagai kerajinan boneka berbahan kain dan kapas
45. Distributor kacang goreng khas Bali
46. Distributor obat penurun berat badan
47. Distributor pemutih kulit wajah ( 100% aman )
48. Distributor sendal kesehatan
49. Tempat sendok garpu dari batang bambu
50. Tempat pencil dari batang bambu
51. Tempat pencil dari kaleng bekas
52. Tempat alat-alat tulis dari tanah liat
Untuk membuat mahasiswa kreatif dan bersedia (bukan tertarik) melakukan wirausaha, siapakah kira-kira orang-orang expert yang dituju untuk menulari mereka penyakit entrepreneur. Siapa pula yang melatih / menulari dosen-dosen agar peduli dengan kegiatan wirausaha. Atau kegiatan pemicu apa yang harus dilakukan agar dosen dan mahasiswa terserang deman entrepreneur ?? ini gampang-gampang susah untuk di jawab namun benar-benar butuh usaha nyata, serius, tidak kenal lelah, tidak kenal bosan dan selalu ada tindak lanjut.
PEMICU WIRAUSAHA BAGI MAHASISWA
Singkat kata, agar mahasiswa kita bersedia menggeluti bidang wirausaha, sebaiknya Narotama Welcome pelaku usaha kecil dan mengundang mereka semua untuk berkantor di kampus Narotama, yang dapat dijadikan kantor pemasaran, yang menjalankan kegiatan marketing adalah mahasiswa kita sendiri, dalam bentuk kegiatan magang wirausaha. Pengusaha kecil / pengrajin kecil atau apapun istilahnya, dijadikan mitra kerja dalam hal mereka bisa berkantor di Narotama. Terutama yang berada di daerah-daerah. Mereka akan bisa menulari ilmu ke mahasiswa kita. Sehingga mahasiswa bersedia ikut nimbrung dan akhirnya nyebur.

KEGIATAN WIRAUSAHA APA UNTUK MAHASISWA
B. INDUSTRI JASA INDIVIDU
1. Biro konsultasi masalah rumah tangga
2. Jasa pengurusan surat-surat tanah
3. Jasa disain kitcen set untuk dapur
4. Rent car mobil khusus penganten
5. Jasa rias penganten
6. Depot khusus ikan bakar
7. Kedai kopi dan jajanan tradisional ( dekat kampus atau perkantoran )
8. Servis handphone
9. Servis alat-alat elektronik
10. Servis kompor gas
11. Servis pompa air
12. Jasa pembuatan aquarium
13. Jasa modifikasi sepeda motor
14. Jasa perbaikan sofa dan meubel
15. Depot masakan tradisional
16. Jasa perakitan komputer
17. Jasa pengecatan rumah
18. Jasa pembuatan korden
19. Jasa pengurusan SIUP
20. Jasa pembuatan tayangan video untuk handphone
21. Jasa perbaikan helm
22. Jasa khusus instal software komputer
23. Jasa modifikasi sol sepatu
24. Jasa asesoris motor berbasis hadycraft
25. Jasa pembuatan taman untuk rumah
26. Jasa pembuatan kolam ikan untuk rumah
27. Fotograper untuk acara ultah, pengantin, seminar dll.
28. Depot jamu gendong tradisonal
29. Industri topeng dan barong untuk hiasan dinding ( Bali )
30. Lampu hias dari anyaman bambu
31. Jasa survey untuk kegiatan penelitian
32. Jasa pengetikan
33. Jasa layanan antar
34. Jasa foto kanvas
35. Jasa penjahit busana tradisional seluruh Indonesia
Kerja sama dengan pelaku UMKM, pengusaha kecil, pedagang kecil, pengrajin atau apapun istilahnya harus bersifat jangka panjang (tidak musiman) dan harus mutualisme, jika tidak maka kerjasama tersebut pasti kandas. Demikian pula halnya dalam menbangkitkan jiwa wirausaha di kampus Narotama, jika ada kerjasama jangan musiman dan harus jangka panjang tanpa batas waktu yang ditentukan, sehingga tercipta win-win benefit dalam jangka panjang, Narotama telah memiliki kantor berupa UPM dan LPPM. Tinggal meng-improve kerjasama tersebut sebagai sesuatu yang mendatangkan keuntungan baik secara moril maupun materiil. Pelaku wirausaha mana dan pelaku UMKM mana yang bersedia menerima mahasiswa kita untuk dapat magang wirausaha di sana ? harus survey dan sigi ke lapangan. Pelaku UMKM mana atau wirausaha mana yang bersedia datang ke kampus? Siapa entrepreneur handal dan terkenal yang bersedia jadi pembicara di kampus pada seminar atau kuliah umum atau sebagai dosen tamu ??
Narotama harus punya gedung khusus untuk dijadikan sebagai pusat kegiatan wirausaha, pameran produk kerajinan, kantor konsultan wirausaha untuk umum, tempat jagongan wirausahawan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar