Selasa, 18 Mei 2010

WAJAH BARU UJUNG-KAMAL



Trikle Down Effect mendadak muncul pasca beroperasinya jembatan Suramadu, trikle down effect adalah sebuah dampak yang muncul secara tidak terencana, pada sebuah lingkungan atau wilayah karena adanya sebuah kegiatan atau kejadian yang dinamis.

Jika disuatu lokasi muncul sebuah perumahan, maka disekitar perumahan tersebut akan muncul toko-toko atau pedagang atau kegiatan-kegiatan lain yang berhubungan dengan perumahan tersebut, misal tempat kursus, tempat fotocopy, wartel-warnet, tempat penitipan anak, bengkel, depot, warung kopi, salon, tempat cuci-cetak foto, laundry dsbnya. Berdirinya perumahan akan membawa berkah bagi warga sekitarnya untuk berpeluang memperoleh penghasilan dengan cara membuka usaha.contoh ini sama dengan berdirinya kawasan industri, akan diikuti berdirinya tempat kost, warung makan, tempat cuci motor, area parkir, dsbnya. Inilah yang dinamakan Trikle Down Effect.

Berbeda dengan Trikle Down Effect, yang terjadi pada Trikle Up Effect adalah sebaliknya, yakni dampak yang muncul karena terjadinya suatu kejadian atau kegiatan. Misal dengan dioperasikannya jembatan Suramadu, dapat mengakibatkan terjadinya kehilangan pendapatan bagi beberapa bahkan ribuan warga yang berada di sekitar lokasi penyeberangan angkutan ferry (ASDP), mereka adalah pegawai ASDP, pedagang, sopir angkot, juru parkir, tukang becak, sopit taxi, tenaga jasa angkut / portir. Bukan hanya merugi, usaha mereka jelas akan mati atau tutup. Setiap kegiatan pembangunan selalu membawa dampak yakni terjadinya suatu dinamika yang tak dapat dikendalikan. Baik dampak positif maupun dampak negatif. Warga yang merasa rugi jelas menentang hadirnya jembatan Suramadu, namun warga lain yang merasa diuntungkan jelas merasa sangat setuju, terutama warga yang memiliki mobilitas tinggi atau penumpang angkutan umum, akan merasa jarak tempuh semakin singkat dan cepat. Para sopir jasa angkutan barang juga merasa senang karena tidak perlu antre berlama-lama di lokasi penyeberangan karena telah hadir jembatan penghubung yang mampu memberikan mereka (para sopir angkutan barang) jarak tempuh yang jauh lebih singkat.

Problem Pedagang Ujung Kamal

Bagaimana memberdayakan warga atau masyarakat yang merasa dirugikan dengan adanya atau hadirnya jembatan Suramadu? Tentu dapat dilakukan melalui pembinaan melalui pendekatan yang efektif, misal relokasi tempat usaha sedemkikian rupa agar mereka tetap bisa berdagang di lokasi baru tanpa merugikan pihak lain. Karena bagaimanapun dengan hadirnya jembatan Suramadu, warga masih dapat berdagang dan beraktivitas dengan baik asal ada / tersedia tempat yang memungkinkan mereka melakukan usaha ditempat baru tersebut, sehingga kecemasan akan kehilangan pendapatan dilokasi tempat usaha yang lama (penyeberangan ferry) tidak perlu terlalu berlebihan. Peran pemkot sangat dibutuhkan untuk membina mereka. Agar keinginan mereka untuk dapat menjalankan usahanya secara berkelanjutan dapat dipertahankan.

Kehadiran jembatan Suramadu, tentu memunculkan peluang usaha baru bagi warga sekitar atau warga pendatang, baik disisi kota Surabaya atau disisi pulau Madura. Pembangunan adalah dinamis, namun bagaimana cara yang harus dilakukan agar setiap proses pembangunan selalu dapat mendatangkan keuntungan atau peluang usaha bagi semua warga.

Munculnya jembatan Suramadu, akan mendatangkan banyak kemajuan (juga keuntungan) bagi pulau Madura baik dalam kehidupan sosial masyarakat, pendidikan, ekonomi, perdagangan dan bisnis, distribusi, kelautan, pariwisata dsbnya yang selama ini jauh tertinggal dibandingkan Surabaya. Yang harus dimanfaatkan secara jeli oleh warga Madura untuk meraih peluang dan keuntungan secara ekonomi terhadap fenomena pembangunan dan perubahan secara universal tersebut.

Perubahan yang akan terjadi secara jangka panjang ke depan adalah berubahnya kawasan jembatan Suramadu baik sisi Surabaya maupun sisi Kamal Madura. Perubahan tersebut lebih condong ke arah perubahan kawasan bisnis yang lebih memberikan potensi keuntungan bagi semua pihak yang mampu memanfaatkan peluang secara baik.

UPGRATE WAJAH BARU UJUNG KAMAL

Jika di Lamongan ada Wisata Bahari Lamongan, mengapa penyeberangan ferry Ujung Kamal tidak dibenahi menjadi konsep wisata bahari, mengingat warga Surabaya haus dengan tempat wisata yang bagus, dekat, murah dan menyenangkan. Pedagang kecil tetap dapat eksis di lokasi tersebut jika image penyebarangan Ujung Kamal dibenahi dan ditata menjadi lebih baik agar tampak bersih, sejuk, asri dan layak dijadikan tempat wisata bagi warga Surabaya dan sekitarnya, misal : ada pusat jajanan, ada museum bahari, ada pedagang ikan hias, ada pedagang kerajinan hasil laut, pusat oleh-oleh khas hasil laut, ada arena bom-bom car/pusat bermain anak-anak, lokasi pemancingan dan sebagainya, yang kesemuanya untuk memberikan ‘nilai tambah’ agar penyeberangan Ujung Kamal dapat hidup kembali dan eksis serta membawa manfaat bagi warga Surabaya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar