Selasa, 18 Mei 2010

MENINGKATKAN PELAYANAN


Manajemen pelayanan publik dalam organisasi publik umumnya memberikan layanan berupa jasa yang memiliki karakteristik: tidak nyata (intangible), tidak terpisahkan (inseparable), tidak dapat disimpan (perishable), dan bervariasi (variable). Ciri-ciri seperti ini sering menyulitkan manajemen untuk menentukan indikator kualitas pelayanan yang diberikan. Artinya, apakah pelayanan kepada publik yang diberikan selama ini telah memuaskan mereka atau tidak. Hal ini berbeda dengan pelayanan pada organisasi bisnis yang mentransaksikan barang yang secara fisik /tampak, dan konsumen dapat secara langsung menyatakan kesukaan atau ketidaksukaannya. Karena itu dalam organisasi publik, kualitas layanan amat ditentukan oleh interaksi antara pemberi layanan dan pengguna layanan (masyarakat). Aparatur memiliki tingkatan kinerja tertentu dalam memberikan layanan, sedangkan masyarakat memiliki ekspektasi tentang kualitas layanan yang diinginkan. Kualitas layanan, dengan demikian, didefinisikan sebagai hasil persepsi dari perbandingan antara harapan pelanggan (penerima layanan) dengan kinerja aktual pemberi layanan.

Dari pengertian ini terdapat dua unsur utama dalam kualitas layanan, yaitu:

expected service (layanan yang diinginkan) dan perceived service (layanan yang dirasakan). Apabila layanan yang diterima atau dirasakan sesuai dengan yang diharapkan, maka kualitas layanan yang dipersepsikan baik dan memuaskan. Jika layanan yang diterima melampaui harapan pelanggan maka kualitas layanan dipersepsikan sebagai kualitas ideal. Sebaliknya, jika kualitas layanan yang diterima lebih rendah, maka akan dipersepsikan buruk atau tidak memuaskan.

Setiap pimpinan suatu institusi publik menghendaki agar tercapai suatu pelayanan jasa yang unggul (service excellence), yaitu sikap atau cara karyawan dalam melayani masyarakat pelanggan dan memenuhi permintaan secara memuaskan. Terdapat lima faktor determinan yang menentukan kualitas layanan yang diberikan, yaitu:

a) Kehandalan, kemampuan untuk memberikan jasa yang dijanjikan tepat pada waktunya;

b) Responsif, kemauan untuk membantu pelanggan dan memberikan jasa dengan cepat;

c) Keyakinan, kemampuan untuk menimbulkan kepercayaan pada diri pelanggan melalui

Perilaku ramah dan sopan;

d) Empati, kepedulian atau kemampuan untuk memberikan perhatian pribadi pada

Pelanggan;

e) Berwujud, mengacu pada fasilitas fisik, yaitu kemampuan dalam menyedian peralatan,

personil, dan media komunikasi yang dibutuhkan pelanggan.

Dalam menganalisis keterkaitan antara konflik dalam organisasi dan kualitas pelayanan publik kita menganggap bahwa service excellence atau kualitas pelayanan publik yang unggul merupakan suatu tingkatan kinerja yang “tinggi” yang diharapkan dicapai dalam interaksi antara aparatur dengan publik. Hal ini dapat dicapai jika sejumlah faktor determinan yang telah disebut di atas dapat dipenuhi dalam proses interaksi itu.

Tingkat konflik yang tidak memadai (terlalu rendah) atau terlalu berlebihan (konflik tinggi) dapat merintangi keefektifan organisasi untuk mencapai kualitas pelayanan publik yang tinggi. Kedua situasi ektrim ini dapat memunculkan sikap-sikap aparat yang apatis, absenteisme tinggi, bekerja seadanya, tidak empatik terhadap pengguna jasa, dan sebagainya; yang pada akhirnya akan memperendah kualitas pelayanan mereka kepada publik. Untuk itulah diperlukan suatu keahlian untuk mengelola konflik dari setiap pimpinan organisasi publik. Penggunaan berbagai teknik pemecahan dan motivasi untuk mencapai tingkat konflik yang diinginkan disebut sebagai manajemen konflik.

Dalam sebuah organisasi pekerjaan individual maupun kelompok pekerja saling terkait dengan pekerjaan pihak lain. Ketika suatu konflik muncul di dalam sebuah organisasi, penyebabnya selalu diidentifikasikan sebagai komunikasi yang kurang baik. Konflik merupakan proses yang dinamis, bukannya kondisi statis. Konflik memiliki awal, dan melalui banyak tahap sebelum berakhir. Ada banyak pendekatan yang baik untuk menggambarkan proses suatu konflik. konflik merupakan peristiwa yang wajar terjadi dalam semua kelompok dan organisasi. Konflik merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari, karena itu keberadaan konflik harus diterima dan dirasionalisasikan sedemikian rupa sehingga bermanfaat bagi peningkatan kinerja organisasi.

Dari pengalaman yang didapat dalam studi kasus di Purwokerto konflik seringkali muncul dikarenakan hal-hal sebagai berikut :

1. Pertukaran informasi atau komunikasi yang tidak cukup (inadequate communication)

2. Keterbatasan sumber daya Kelangkaan suatu hal yang dapat menumbuhkan persaingan

dan seterusnya dapat berakhir menjadi konflik

3. Batas-batas pekerjaan yang tidak jelas atau tumpang-tindih

4. harapan-harapan yang tidak terpenuhi (karyawan yang memiliki harapan yang tidak

realistik terhadap pekerjaan, upah, atau promosi, akan lebih mudah untuk konflik)

5. Kesalingtergantungan dalam pekerjaan Semakin tergantung satu pihak dengan pihak

lain semakin mudah konflik terjadi (misalnya, seseorang tidak dapat menyelesaikan

pekerjaannya tanpa bantuan orang lain)

6. kompleksitas organisasi (konflik cenderung meningkat bersamaan dengan semakin

meningkatnya susunan hierarki dan spesialisasi pekerjaan)

menurut pandangan saya konflik dapat berakibat baik maupun buruk. Usaha penanganannya harus berupaya untuk menarik hal-hal yang baik dan mengurangi hal-hal yang buruk. Pandangan ini dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Konflik adalah suatu akibat yang tidak dapat dihindarkan dari interaksi organisasional dan dapat diatasi dengan

mengenali sumber-sumber konflik.

2. Konflik pada umumnya adalah hasil dari kemajemukan sistem organisasi

3. Konflik diselesaikan dengan cara pengenalan sebab dan pemecahan masalah. Konflik dapat merupakan kekuatan untuk pengubahan positif di dalam suatu organisasi.

18 komentar:

  1. Mendapatkan predikat Service Excellent adalah menjadi target banyak perusahaan diberbagi bidang usaha saat ini, bahkan perusahaan menyediakan alokasi biaya untuk menyediakan jasa konsultan untuk mendapatkan penilaian seberapa tinggi tingkat kepuasan pelanggannya. Setiap perusahaan mengakui bahwa mereka menerapkan pelayanan yang baik untuk setiap klien atau pelanggan, tetapi hal yang tampaknya sepele ini tidak sesederhana kelihatannya.

    BalasHapus
  2. Indah Dwi Arisanti_012220316 Oktober 2022 pukul 06.01

    Manajemen konflik dibutuhkan dalam organisasi karena Konflik merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari, sehingga keberadaan konflik harus diterima dan dirasionalisasikan sedemikian rupa sehingga berfungsi untuk meningkatkan kinerja organisasi. Dengan organisasi menguasai menejemen konflik yang baik maka target perusahaan untuk memberikan service excellence tidak lagi dirasa sulit.

    BalasHapus
  3. Isadora Zholina - 012220176 Oktober 2022 pukul 06.57

    Biasanya konflik muncul karena tidak ada komunikasi, artinya komunikasi merupakan elemen penting dalam menyelesaikan suatu konflik. Komunikasi juga merupakan hal penting untuk berjalannya suatu organisasi dalam mengatasi beragam masalah yang ada. Masalah yang timbul biasanya sangat mempengaruhi kualitas pelayanan terhadap publik.
    Diharapkan dalam kegiatan komunikasi pihak-pihak dalam suatu organisasi terjalin two way communications atau komunikasi dua arah (timbal balik) sebagai indikator komunikasi yang efektif. Untuk itu diperlukan kerjasama yang menjadi harapan semua pihak (karyawan, pimpinan dan costumer) untuk mencapai cita-cita organisasi. Bila strategi komunikasi efektif diterapkan di dalam suatu organisasi maka sasaran yang dituju akan tercapai pula yaitu tercapainya suatu pelayanan jasa yang unggul (service excellence).

    BalasHapus
  4. Evani Nurdiana_012210266 Oktober 2022 pukul 07.33

    menghindari terjadinya konflik serta mengurangi resiko dan
    menyelesaikan konflik sehingga tidak mengganggu kinerja organisasi. Teknik
    mencegah konflik, meliputi objek pencetus konflik harus disosialisasikan secara
    jelas, dihindari adanya kesalah pahaman, benefit harus dibagi secara adil dan
    merata (fairness), transparansi perlu dijaga. Teknik menghindari konflik,
    meliputi penundaan pelaksanaan menunggu kesiapan stakeholder, win-win
    solution, penerapan exit strategi. Teknik mengurangi dampak, meliputi
    mengurangi skala kegiatan dan penanganan di percepat. Adapun Teknik
    penyelesaian konflik, antara lain kesetaraan antar obyek organisasi terkait, winwin solution, masing masing pihak memenuhi tugas dan kewajibannya, masing
    masing pihak sepakat terhadap output termasuk outcome kegiatan organisasi.

    BalasHapus
  5. Muyes Sarah - 01218127

    Menurut pendapat saya, dalam menganalisis keterkaitan permasalahan dalam organisasi dan kualitas pelayanan publik kita menduga bahwa service excellence atau kualitas pelayanan publik yang unggul merupakan suatu tingkatan kinerja yang “tinggi” yg diperlukan dicapai pada interaksi antara aparatur dengan publik.
    tingkat pertarungan yg tidak memadai (terlalu rendah) atau terlalu hiperbola (permasalahan tinggi) bisa merintangi keefektifan organisasi buat mencapai kualitas pelayanan publik yg tinggi.

    BalasHapus
  6. Dikky Aditya_012210476 Oktober 2022 pukul 11.37

    Menurut pendapat saya konflik yang terjadi dalam sebuah organisasi maupun perusahaan sangat berpengaruh terhadap kualitas pelayanan suatu usaha. nah yang perlu disoroti disini adalah bagaimana penerapan manajemen konflik yang baik terhadap konflik yang terjadi. Karena sebuah konflik jika dibiarkan akan mempengaruhi kinerja karyawan yang lain. Seperti yang kita tahu bahwa kinerja karyawan berhubungan dengan kualitas pelayanan. bagaimana bisa mencapai tittle "service excellence" atau kualitas pelayanan publik yang unggul jika kinerja karyawan kurang baik. Dimana kualitas pelayanan yang buruk juga akan mempengaruhi reputasi sebuah perusahaan ataupun organisasi.

    BalasHapus
  7. Pelayanan prima (service excellence) dapat dipahami sebagai melayani lebih dari yang diharapkan dengan memberi perhatian kepada waktu, ketepatan, keamanan, kenyamanan, kualitas, kuantitas, biaya, proses dan kepuasan.
    maka dari itu dengan adanya manajemen operasi perusahaan dapat meneliti, memantau dan melakukan perubahan agar pada perusahaan dapat meminimkan tingkat resiko serta terjadinya konflik

    BalasHapus
  8. Pradani Dwi Aprilia - 012210429 Oktober 2022 pukul 00.23

    Menurut pendapat saya dalam hal Pengkajian konflik manajemen terkait pelayanan pada pelanggan sudah mulai banyak menyentuh tentang bagaimana seseorang dapat memanage konflik tersebut sehingga dapat menjadi suatu hasil komunikasi dan kerjasama yang produktif.

    Konflik akan selalu terjadi di setiap kehidupan sebagai respon dari masyarakat sosial yang jika dikelola dengan baik akan dapat menjadi stimulus peningkatan kualitas kinerja. Service excellence atau kualitas pelayanan dapat dicapai bila masing” individu bisa mencerna dan menyelesaikan konflik tersebut dengan cara melayani customer sebaik mungkin karena pelayanan yang baik dapat menumbuhkan kepercayaan pelanggan terhadap barang/jasa yang ditawarkan.

    BalasHapus
  9. Maretha Prisanto_012210209 Oktober 2022 pukul 05.38

    Nama : Maretha Prisanto
    NIM : 01221020
    Prodi : Manajemen/ B

    Menurut saya konflik adalah hal manusiawi yang akan datang pada semua orang hanya saja terkadang penanganannya yang berbeda, sama halnya konflik yang terjadi setiap perusahaan pasti akan ada karena dengan adanya konflik perusahaan juga dapat belajar bagaimana membawa perusahaan tersebut menjadi lebih baik, penanganan konflik yang baik pada perusahaan juga dapat berpengaruh pada "service excellence" jika ke lima faktor seperti kehandalan, responsif, keyakinan, empati dan berwujud tersebut dapat terimplementasi dengan baik maka konflik apapun itu pasti dapat teratasi.

    Seperti halnya dengan melakukan pendekatan kepada pelanggan kita juga dapat meminimalisir terjadinya konflik, pelanggan juga akan merasa nyaman berada ditempat kita seperti sedang mengobrol dengan teman sehingga produk/jasa yang kita tawarkan kepada pelanggan dapat tersampaikan dengan baik dengan begitu kualitas pelayanan yang diberikan kepada pelanggan akan terpenuhi.

    BalasHapus
  10. elang permana pramudia 01221068
    avoid conflicts and reduce risks and
    resolve conflicts so as not to interfere with organizational performance. Techniques
    to prevent conflict, including the object of the originator of the conflict must be
    clearly socialized, avoid misunderstandings, benefits must be divided fairly and
    equitably (fairness), transparency needs to be maintained. Conflict avoidance techniques
    include delaying the implementation of waiting for stakeholder readiness, win-win
    solutions, implementing exit strategies. Techniques to reduce impacts include
    reducing the scale of activities and handling at a speed. As for conflict resolution techniques
    , including equality between objects of related organizations, winwin solutions, each party fulfills its duties and obligations, each
    party agrees on the output including the outcome of the organization's activities.

    BalasHapus
  11. Devita Deris W - 01219039

    Menurut saya pribadi konflik terjadi karena kurangnya komunikasi atau miss komunikasi ketika menyampaikan informasi dari tujuan suatu organisasi atau perusahaan yang tidak menemukan titik tengah/penyelesaian win-win solution sehingga menimbulkan masalah baru, tidak jarang ditemui konflik sering terjadi di sekitar kita namun konflik bisa diatasi dengan manajemen konflik : yaitu accomodating, avoiding dan compremissing. Serta mengetahui permasalahan yang terjadi dan bersikap objektif.

    BalasHapus
  12. Lestari Tri Maruji2 Desember 2022 pukul 00.47

    Kelompok 3
    Lestari Tri Maruji /01222073
    Shinta Damayanti /01222051
    Fransiska Ningdyah Delyyanti /01222074
    Elia Kusuma /01222050
    Ghyfanny Ferdiansyah /01222067

    Konflik adalah media relasi ketidakcocokan antara orientasi jasa dengan apa yang telah dilakukan oleh pekerja. Tanggung jawab seorang pemberi layanan(customer service) cukup berat karena mereka harus menjaga hubungan baik antara perusahaan dengan konsumen. Konsumen yang datang diusahakan kenyamanannya sehingga mereka nyaman dan memiliki nilai positif terhadap perusahaan. Konsumen diberikan masukan
    atau penyuluhan mengenai keunggulan produk perusahaan agar konsumen tertarik dan memiliki image yang positif terhadap produk perusahaan. customer service harus berusaha menjaga emosi, keramah tamahan serta selalu tersenyum kepada konsumen dalam pekerjaannya dengan tidak memperlihatkan mood jelek yang sedang dialaminya saat itu.

    BalasHapus
  13. Nama Kelompok:
    1.Veronika Carmelita Naru Dhone (01222055)
    2.Monika Verina Ngadha Ngasi (01222081)
    3.Hildeginda Nenes (01222075)
    4.Jhohan Viky Darmawan (01222012
    5.Fransiska Langur (012220)

    Menurut kami:
    Kualitas pelayanan publik adalah komitmen bersama, oleh karena itu seluruh elemen organisasi harus bahu-membahu untuk menyelenggarakan pelayanan publik yang baik. Untuk menilai jaminan kualitas ini dapat dilihat dari beberapa faktor yakni supervisi dari atasan, evaluasi dari internal organisasi, dan evaluasi yang dilakukan pihak eksternal. Tujuan pengawasan ini untuk mengantisipasi pelayanan publik agar tidak kendor, dan apakah kegiatan sudah dilaksanakan secara efektif dan efisien, atau pelaksanaan kegiatan sesuai dengan tusi instansi.
    kiat-kiat membangun pelayan publik yang baik:
    1. Bersikap ramah, sopan dan hormat saat berinteraksi dengan pemangku kepentingan.
    Saat sedang melakukan interaksi dengan pengguna layanan tunjukkan wajah yang ceria dengan selalu senyum. Jika layanan yang Anda lakukan melalui telpon ataupun chat WhatsApp, gunakan kalimat yang sopan. Ada tiga yang harus diingat saat melayani publik, yaitu ucapan salam, maaf dan terimakasih.
    2. Munculkan rasa antusias dan responsive untuk membantu pemangku kepentingan dalam memperoleh pelayanan

    BalasHapus
  14. 📍 Kelompok 6
    Bagas Tri Cahyo Maulana / 01222029
    Safina Rahmah / 01222070
    Alfianti Eka Putri Anggraini / 01222057
    Rizkia Umami / 01222063

    konflik adalah hubungan antara dua pihak atau lebih (individu atau kelompok) yang memiliki, atau yang merasa memiliki, sasaran-sasaran yang tidak sejalan. Konflik adalah suatu kenyataan hidup, tidak terhindarkan dan sering bersifat kreatif. Konflik terjadi ketika tujuan masyarakat tidak sejalan. Konflik timbul karena ketidakseimbangan antara
    hubungan-hubungan sosial, seperti kesenjangan status sosial, kurang meratanya kemakmuran dan akses yang tidak seimbang yang kemudian menimbulkan masalah-masalah diskriminasi.

    BalasHapus
  15. Ruhul Jihad Al Islamy / 01222054
    Wahyu prasetyo/
    01222056
    Naufal D. R: NAUFAL DHAKIR RAHMTULLAH /
    01222060
    Dewa shiva manggala / 01222035
    Paulus Jemianus ome (01222084)


    Menurut pendapat kelompok kami,
    Konflik dalam sebuah organisasi sangat rawan terjadi, proses organisasi yang ketatmenjadikan konflik tak dapat dihindari.

    Tapi, konflik dapat diatasi dengan baik jika ada yang mengelola. Dalam dunia bisnis, proses ini sering disebut manajemen konflik.
    Untuk mengelolanya, hal pertama yang dilakukan adalah memahami permasalahan. Mendeteksi masalah sangat penting. Saat kita salah mendeteksi masalah, bisa jadi proses pengelolaan konflik yang dilakukan akan gagal total dan yang terpenting adalah menyepakati solusi yang tepat bagi konflik tersebut antara pihak yang berkonflik, serta komitmen dalam melaksanakan solusi yang disepakati.
    Proses mengelola konflik, adalah salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang manajer. Selain itu, ada beberapa kompetensi lain yang berkaitan dengan organisasi yang juga harus dimiliki.

    BalasHapus
  16. Nama Kelompok 7:
    - Daffa Artha Pramudya (01222036)
    - Alex Fernandyka Kusuma (0122042
    - Prasasti Hadi Kusuma Wardani (01222064)
    - Dwi Fitria (01222010)
    - Inka Qisti Salsabila (01222044)

    Menurut kelompok kami
    Konflik memang biasa terjadi. Tetapi konflik bisa memperburuk keadaan dan kepentingan organisasi.

    Oleh karena itu, diperlukan adanya manajemen konflik dalam perusahaan agar tidak terjadi masalah yang lebih besar karena konflik tersebut.

    Menurut ahli Howard Ross, manajemen konflik adalah langkah yang diambil pihak ketiga dengan tujuan mengarahkan konflik ke hasil tertentu yang mungkin/tidak menghasilkan hasil akhir berupa penyelesaian konflik atau mungkin/tidak menghasilkan ketenangan atau hasil mufakat.

    BalasHapus
  17. *Kelompok 5*
    Ajiwibowo Cakra Dayanegara / 01222027
    Ervan Muhammad Marianto / 01222076
    Yunita Wulandari / 01222065
    Ananda Feidya V / 01222046
    Anisya putri A / 01222011

    Menurut pendapat kami, dalam sebuah organsasi pasti tidak luput yang namanya konflik, karena dengan adanya konflik sebuah organisasi dapat belajar bagaimana sebuah organisasi itu dapat menjadi lebih baik lagi. Konflik juga dapat diatasi dengan baik jika ada yang mengelola. Dalam dunia bisnis, proses ini sering disebut manajemen konflik. Untuk menganalisis konflik dalam organisasi dan pelayan publik diperlukan kualitas pelayanan yang baik. Suatu konflik dapat terjadi karena hospitality yang diberikan dari institusi kurang dari yang diharapkan pelanggan.
    Maka dari itu setiap institusi publik wajib untuk melakukan training terlebih dahulu terhadap karyawan mereka dan mengajarkan tentang SOP yang sesuai dengan perusahaan tersebut. seringkali pegawai di perusahaan yang mengutamakan jasa pelayanan lalai tentang hal tersebut sehingga membuat pelanggan mereka tidak puas. untuk menangani hal tersebut juga perlu diadakan evaluasi rutin. Sangat penting adanya standart dalam hospitality untuk tercapainya service excellent dari institusi tersebut

    BalasHapus
  18. Nama klompok 8
    1.fransiska Langur(01222066)
    2.hildeginda Nenes(01222075)
    3.johan viky Darmawan(0122012)
    4.monika verenia N.Ngasih(01222081)
    5.veronika C.N. Dhone(01222055)

    Manajemen pelayanan publik dalam organisasi publik umumnya memberikan layanan berupa jasa yang memiliki karakteristik: tidak nyata (intangible), tidak terpisahkan (inseparable), tidak dapat disimpan (perishable), dan bervariasi (variable). Ciri-ciri seperti ini sering menyulitkan manajemen untuk menentukan indikator kualitas pelayanan yang diberikan. Artinya, apakah pelayanan kepada publik yang diberikan selama ini telah memuaskan mereka atau tidak. Hal ini berbeda dengan pelayanan pada organisasi bisnis yang mentransaksikan barang yang secara fisik /tampak, dan konsumen dapat secara langsung menyatakan kesukaan atau ketidaksukaannya. Karena itu dalam organisasi publik, kualitas layanan amat ditentukan oleh interaksi antara pemberi layanan dan pengguna layanan (masyarakat). Aparatur memiliki tingkatan kinerja tertentu dalam memberikan layanan, sedangkan masyarakat memiliki ekspektasi tentang kualitas layanan yang diinginkan. Kualitas layanan,

    BalasHapus